- Krakatau sebenarnya merupakan pulau vulkanik yang berada di Selat Sunda tepatnya diantara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.
- Gunung Krakatau yang meletus pada 1883 merupakan anak dari gunung Krakatau purba yang meletus di jaman Purba dan menyisakan sebuah kawah besar (kaldera) dan tersusun dari batuan andesitik.
- Ada 3 pulau yang berada di tepi kawah yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjang (Rakata kecil) dan Pulau Sertung
- Pulau Rakata tumbuh bersama dorongan vulkanik dari dalam perut bumi hingga membentuk Gunung Krakatau (gunung Rakata) gunung ini terbuat dri batuan basaltik. Dua gunung api muncul dari tengah kawah (gunung Danan + gunung Perbuwatan). KEduanya menyatu dengan gunung Rakata hingga terbentukklah gunung Krakatau.
- Letusan Krakatau purba tercatat dalam teks jawa Kuno berjudul Pustaka Raja Parwa yang ditulis pada tahun 416 Masehi. Dalam teks ini Krakatau Purba disebut sebagai gunung Batuwara.
- Dari Pustaka Raja Parwa diketahui bahwa tinggi gunung Krakatau purba adalah 2.000 meter dpl dengan lingkar pantai 11 km. Letusan gunung Krakatau purba telah membelah pulau Jawa hingga menjadi Jawa dan Sumatera.
- Letusan Krakatau purba menyebabkan abad kegelapan karena muntahan massa nya mencapai 1 juta ton per detik sehingga membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter.
- Letusan krakatau purba juga menimbulkan penyakit sampar bubonic akibat temperatur yang sangat rendah (5-10 derajat celcius) selama 10-20 tahun dan menyebabkan kematian banyak penduduk bumi.
- Sebelum meletus pada tahun 1883, Gunung Krakatau memiliki ketinggian 813 meter dpl.
- Sebelum meletus pada tahun 1883, Krakatau juga pernah meletus pada tahun 1680 dan menghasilkan lava andesitik asam.
- PAda tahun 1880 gunung Perbuwatan mengeluarkan lava namun tidak meletus.
- Tanda-tanda awal meletusnya Krakatau 1883 dimulai dengan adanya ledakan kecilyang terjadi pada 20 Mei 1883. Ledakan kecil ini disusul dengan letusan-letusan kecil hingga terjadilah puncak letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
- Aktivitas seismik berlangsung hingga Pebruari 1884.
- Gunung Krakatau yang meletus pada tanggal 26-27 Agustus 1883 pada pukul 10.20 telah menewaskan sekitar 36.417 orang karena awan panas dan Tsunami.
- Korban tewas merupakan penduduk dari 295 kampung yang berada di pesisir pantai sekitar Merak di Kota Cilegon hingga Cilamaya Karawang, juga penduudk di pantai barat Banten hingga Tanjung Layar yang berada di Pulau Panaitan Ujung Kulon. Sebagian merupakan penduduk yang tinggal di pesisir Sumatera bagian Selatan.
- Letusan yang terjadi pada tahun 1883 menyebabkan Tsunami terdahsyat di Samudera Hindia dalam sejarah hingga adanya Tsunami Aceh pada tanggal 24 Desember 2004.
- Suara letusan Krakatau 1883 terdengar hingga jarak 4.653 kilometer yaitu hingga Alice Springs Australia dan Pulau Rodrigues yang berada di dekat Afrika.
- Daya ledak yang dihasilkan oleh letusan Krakatau 1883 diperkirakan sebesar 30.000 kali dari ledakan yang dihasilkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang terjadi pada akhir perang dunia II.
- Batu apung serta abu vulkanik yang terlempar akibat letusan Krakatau 1883 mencapai volume 18 kilometer kubik dan jatuh di Pulau Jawa, Sumatera bahkan hingga Sri Lanka, India, Pakistan, Australia da Selandia Baru.
- Semburan debu vulkanis hingga 80 km.
- Debu vulkanis dari letusan Krakatau 1883 menutupi atmosfer sehingga dunia menjadi gelap selama 2,5 hari dan sinar matahari nampak redup selama kurang lebih 1 tahun.
- Hamburan debu vulkanis letusan Krakatau pada tahun 1883 ini bahkan terlihat hingga di langit Norwegia hingga New York.
- Letusan Krakatau 1883 telah menghancurkan gunung Danan dan Gunung Perbuwatan juga sebagian gunung Rakata hingga kerucutnya hilang setengah dan menghasilkan cekungan selebar 7 km dengan kedalaman 250 meter.
- Meletusnya Krakatau 1883 diikuti dengan Tsunami dengan gelombang laut setinggi 40 meter yang terjadi akibat letusan serta longsoran bawah laut. Air bah dari Tsunami ini masuk hingga 15 km ke arah barat di wilayah Ujung Kulon.
- Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan hingga ke Pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah serta Semenanjung Arab yang jaraknya sejauh 7.000 km.
- The Guiness Book of Record telah mencatat letusan Krakatau sebagai letusan letusan terhebat yang TEREKAM dalam sejarah.
- Letusan Krakatau 1883 sebenernya bukanlah letusan gunung yang terbesar sepanjang sejarah karena ada letusan yang jauh lebih besar lagi yaitu letusan gunung Toba di Sumatera Utara, gunung Tambora di Nusa Tenggara Timur, gunung Tanpo di Selandia Baru serta gunung Katmal di Alaska.
- Letusan Krakatau 1883 menjadi fenomenal karena pada saat itu jumlah manusia di bumi sudah semakin banyak, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah berkembang dengan adanya telegraf serta kabel bawah laut sehingga kabar berita bisa tersebar luas dengan cepat dan terdokumentasikan dengan baik.
- Meletusnya gunung Krakatau 1883 merupakan bencana besar pertama di dunia setelah ditemukannya telegraf dengan kabel bawah laut.
- PAda saat Krakatau meletus di tahun 1883 bidang keilmuan geologi belum berkembang sehingga tidak banyak penjelasan yang didapat dari letusan yang terjadi.
- 40 tahun setelah gunung Krakatau meletus, tepatnya pada tahun 1927 muncullah gunung api baru dari kaldera Krakatau Purba yang masih aktif dan dikenal sebagai Anak Krakatau.
- Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin meninggi dengan kecepatan pertumbuhan tingginya adalah 20 inci/bulan atau 20 kaki setiap tahunnya dengan lebar lebih dari 40 kaki.
- Pada 25 tahun berikutnya pertumbuhan Anak Krakatau sudah bertambah tinggi 7.500 inci atau 500 kaki. Kini Anak Krakatau sudah mencapai tinggi 230 meter dpl.
- Semakin meningginya Gunung Anak Krakatau ini disebabkan karena material yang keluar dari perut gunung baru ini.
- Seorang ahli geologi yang bernama Simon Winchester mengatakan bahwa realitageologi, seismik juga tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh menandakan bahwa yang terjadi pada letusan Krakatau 1883 dulu bisa saja terjadi kembali, termasuk gempa dan Tsunami Aceh pada 24 Desember 2004.. Anak Krakatau diprediksi akan meletus pada 2015-2083
- NASA terus memantau Anak Krakatau melalui satelit Earth Observing-1 (EO-1) selain 100 gunung berapi lain di dunia. Ini karena gunung Anak Krakatau terus menerus erupsi selain juga karena dilatarbelakangi oleh faktor sejarah.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar