Sesuai dengan letaknya di tepi Danau Toba, kuliner khas Danau Toba ini didominasi oleh ikan. Ada ikan pora-pora goreng tepung yang renyah. Ikan Mas Arsik yang mempunyai nilai tradisi dan filosofi yang tinggi bagi masyaraat Batak. Juga sushi ala Batak, Naniura. Sebagai sumber karbohidrat, bubur Sitohap bisa jadi pilihan. Begitu juga dengan jus terong Belanda yang menyegarkan.
Ikan Pora-pora.
Ikan Pora-pora goreng Tepung Foto dipinjam dari sini |
Ikan Mas Arsik.
Ikan MAs Arsik Foto dipinjam dari sini |
Karena hidup di air dan tubuhnya panjang maka Ikan mas oleh masyarakat Batak diyakini melambangkan kemurnian hidup dan panjang umur. Dalam setiap acara adat jumlah ikan mas uang di sajikan sebagai Ikan Mas Arsik ini berbeda-beda.
Ikan mas Arsik di olah bersama dengan bumbu-bumbu khas Batak yaitu jeruk nipis, sere, bawang batak, daun singkong, asam gelugur, bunga kecombrang, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, andaliman, kemiri, lengkuas, kunyit, daun salam, daun jeruk juga garam. Dalam memasak Ikan Mas Arsik ini tidak digunakan minyak goreng. Semua bahan dan bumbu hanya direbus dalam kuali berisi air hingga mendidih.
Naniura
Naniura Foto dipinjam dari sini |
Bumbu utama dari masakan ini adalah asam junggra. Asam ini hanya bisa ditemui ditempat penjual bumbu orang Batak. Bumbu lain adalah kemiri bakar, bawang putih, bawang merah, lada, jahe, kunyit serta cabe. Setelah ikan dibersihkan sisiknya, kemudan dibelah menjadi dua. Isi perut ikan dikeluarkan dan ikan dicuci hingga bersih. Setelah itu baru ikan digarami dan dilumuri asam serta bumbu lainnya. Setealh 5 jam baru bisa dinikmati kelezatannya. Untuk menjaga kesegarannya, ikan ini bisa disimpan dalam lemari es.
Jus Terong belanda
Jus Terong Belanda Foto dipinjam dari sini |
Bubur Sitohap
BUbur Sitohap Foto dipinjam dari sini |
Untuk bisa dinikmati, bubur ini perlu dimasak selama 5 jam. Bahan utama membuat bubur Sitohap adalah beras. Sedangkan bumbu yang ditambahkan adalah bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, juga andaliman yang merupakan bumbu khas orang Batak. Untuk mendapatkan rasa gurih bubur ini seringkali ditambahkan daging ayam.
Cara memakan bubur ini juga cukup unik. Setelah dimasak, bubur Sitohap dimasukkan ke dalam wadah tradisional yang khusus digunakan sebagai wadah bubur. Di tempat asalnya, bahkan ada wadah bubur Sitohap yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Bubur yang masih panas itu kemudian dimakan dengan tangan tanpa menggunakan sendok. Bahkan bubur ini biasa dimakan saat masih panas.
Jika kamu ingin melihat Wonderful Sumatera Utara lainnya bisa lihat di sini:
Video diambil dari sini
Ingin inspirasi destinasi menakjubkan yang lainnya di Indonesia? Silahkan mampir di Website Indonesia Travel
Tulisan ini diikutkan dalam Wonderfull Indonesia Blogging Contest
0 komentar:
Posting Komentar