Rabu, 02 Oktober 2019

Penanganan Bencana Secara Sinergi dan Simultan



Kalau kita hidup selaras dengan alam maka alam akan membantu kita. Lahan gambut kodratnya berawa, jadi untuk mencegah kebakaran hutan harus membuat lahan gambut kembali pada kodratnya.

Forum Merdeka Barat (FMB) 9, kembali menghadirkan Prescon yang mengusung tema “Penanganan Bencana”.
Acara kali ini digelar di Ruang Serbaguna Sutopo Purwo Nugroho, Lt 15, BNPB, Jakarta Timur.

Kali ini hadir sebagai narasumber terpercaya Tim Intellijen dari para pakar dari K/L dan Perguruan Tinggi. sejumlah narasumber yakni Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala UPT Hujan
Buatan BPPT Tri Handoko Seto, Deputi Sistem dan Strategi BNPB Bernardus Wisnu Widjaja, Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo, dan Analis Kejadian Gempabumi Ambon Daryono, Prof. Azwar Maas dari Universitas Gajah Mada. Mereka akan membahas antisipasi ancaman yang terjadi saat ini dan potensi ancaman bencana satu bulan ke depan.


Dari BMKG , pantauan analisis curah hujan selama sebulan kemaren dan prediksi bulan depan. Sepanjang September ini curah hujan di hampir sebagian besar wilayah Indonesia rendah. Ada juga daerah yang curah hujannya menengah seperti Papua.

Prediksi satu Minggu kedepan hujan lebat akan terjadi di Indonesia bagian barat seperti sebagian besar wilayah Sumatra dan sebagian Kalimantan. Potensi gelombang tinggi 2, 5 - 4M ke atas yaitu di perairan Indonesia timur dan samudra Hindia. Hari tanpa hujan terpanjang hingga 30 September,  yang terpanjang 198 hari Rambangaru Sumbawa Timur.


Selama bulan Oktober potensi hujan di Lampung dan Jawa intensitasnya masih rendah. Sebagian Sulawesi dan Papua, Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara intensitas hujan sudah mulai tinggi. Pebruari - Maret curah hujan semakin tinggi namun Sumatra bagian Utara potensi hujan lebih rendah.

Kendati jumlah lahan dan hutan terbakar di tanah air terus menurun, penanganan
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih tetap digelar pemerintah secara intensif. Hal itu sesuai dengan empat arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo.


Diketahui, sejak awal Agustus lalu, Presiden Jokowi sudah menyampaikan agar seluruh pihak, mulai dari pusat hingga daerah untuk melakukan konsolidasi dalam penanganan karhutla secara menyeluruh. Bukan hanya itu, Presiden Jokowi, juga meminta agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan proses hujan buatan dengan cakupan yang lebih luas.


Presiden Jokowi juga menginstruksikan agar dilakukan tindakan tegas terhadap
para pelaku pembakaran hutan dan lahan. Dan arahan terakhir, adalah melakukan pencegahan di lokasi-lokasi rawan atau lainnya agar titik api bisa segera diketahui dan tidak membesar yang berpotensi menyebabkan meluasnya karhutla.

Hingga hari ini, sebanyak 5 dari 32 provinsi yang terlanda karhutla pada 2019, menyatakan siaga darurat. Kelimanya adalah Riau, Jambi, Sumsel, dan Kalbar, dan Kalsel. Sedangkan dua provinsi, yakni Kalteng dan Riau, juga telah meningkatkan statusnya menjadi tanggap darurat.


Patroli terpadu dilakukan sejak Maret - September dengan membangun posko posko terpadu. Luas Karhutla sampai September 2019 jumlah yang terbakar meningkat jika dibanding 2018.

Gambut jika terbakar akan menjadi abu. Tapi yang belum menjadi gambut akan menjadi arang. Ketika terbakar akan menjadi bara , inii biasanya berasal dari kayu yang lapuk. Abu gambut bersifat alkalis. Ada juga unsur logam dalam abu Gambut , sehingga debunya bisa membuat luka yang jika mengenai jaringan bisa menyebabkan kanker.

Masker yang dipakai sebaiknya dilembabkan permukaannya. Sehingga partikel yang berbahaya pada jangka panjang tidak akan masuk ke dalam tubuh. Tebalnya abu bisa menafsirkan berapa tebal gambut yang terbakar. Hujan yang mampu memadamkan gambut harus kontinue dan di atas 30 mm. Atau memerlukan 500 ton air/ hektar.

Lahan gambut itu kodratnya untuk tanaman sagu supaya tetap Berawa. Sekali tanam sagu akan tumbuh dan berkembang sendiri. Lahan gambut Papua yang ditanami sagu tapi lahan gambut di pulau lain ditanami sawit. Sagu itu bisa dibuat gula, tepung dll.dan bahan pangan. Lahan gambut yang sudah ditanami sagu sudah 5 tahun ini tidak terbakar.

Selain sagu ada juga purun, si rumput liar yang bisa digunakan sebagai bahan pembuat kerajinan tangan. Lahan gambut juga bisa dijadikan usaha perikanan. Salah satu ikan penghasil albumin. Jadi strategi penting pencegahan kebakaran hutan adalah membuat lahan gambut kembali berawa.

Diketahui, pada Kamis (26/9/2019), dengan magnitudo 6,5 menguncang Kota Ambon. Akibat bencana itu, berdasarkan data Pusdalops BPBD Provinsi Maluku per Minggu (29/9/2019), tercatat 10
korban meninggal dunia dan 31 luka-luka.
Sedangkan total korban meninggal dunia dari tiga Kabupaten di Provinsi Maluku berjumlah 30 orang. Korban tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah berjumlah 14 orang, Kota Ambon 10, dan Seram Bagian Barat (SBB) 6. Sementara itu, jumlah korban luka-luka total mencapai 156 orang dengan rincian Maluku tengah 108, Kota Ambon 31 dan SBB 17.

Gempa Ambon menjadi kewaspadaan tersendiri, karena catatan sejarah kebencanaan wilayah barat Samudera Pasifik, sejak 1600 sampai dengan 2015, mencatat lebih dari 85 kejadian tsunami terjadi di wilayah Maluku. Potensi kebencanaan itu semakin bertambah tinggi dengan ancaman tsunami jarak jauh yang berasal dari pergerakan lempeng Filipina, Jepang, dan Samudera Pasifik.

0 komentar:

Posting Komentar