Jumat, 27 September 2019

Bersama Tanggap Karhutla



Ancaman kebakaran lahan gambut ini adalah ancaman permanen jadi solusinya juga harus permanen. Solusinya harus merubah perilaku masyarakat. Ini gak boleh tergantung pada pemerintah pusat tapi harus diselesaikan secara bersama sama oleh banyak pihak.

Kali ini kita akan mengupas tuntas apa saja yang sudah dilakukan oleh pihak terkait, langsung dari sumber terpercaya, diantaranya Yudi Antasena Deputi bidang teknologi pengembangan sumber daya alam bppt. Mulyono R. Prabowo Deputi bidang meteorologi BMKG. Doni Monardo kepala BNPB. Haris Gunawan Deputi bidang penelitian dan pengembangan BRG , Rafles B Panjaitan PLT. Direktur Pengendalian kebakaran hutan dan lahan KLHK.


Sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam musim kemarau.Teknologi modifikasi cuaca sudah berlangsung dengan sangat baik. Teknologi ini belum.bisa dilakukan tiap hari karena memerlukan bibit awan hujan.Bibit awan hujan akan disemai oleh BPPT , perlu waktu 3 jam untuk menumbuhkan hujan.

Musim kemarau masih bisa terjadi pertengahan Oktober hingga awal November. Musim hujan akan dimulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan terakhir NTT. NTT ini mengalami musim kemarau paling awal dan mengakhiri musim kemarau paling lambat.
Letak Sumatera yang berada di semenanjung Malaysia menyebabkan wilayah ini lebih basah dibanding wilayah lain, sehingga hujan lebih cepat turun di sana.


Sumatera bagian tengah kemaren sudah sempat turun hujan. Puncak musim hujan terjadi awal Januari - Pebruari. Sebaran 25 September relatif merupakan sebaran asap lokal. Umumnya Kalimantan Tengah dan Selatan sangat signifikan sehingga aktivitas penerbangan terbatas.

Dalam seminggu kedepan potensi bibit awan hujan belum menyebar ke selatan.
Pertumbuhan awan dalam.3 hari kedepan memiliki potensi bibit awan. Sumbar, Sumut, Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kaltara, Sulbar, Sulsel, Papua
Setelah menerima data potensi bibit awan dari BMKG , maka BPPT akan mulai menyemai menjadi hujan.


TMC diterapkan sebelum musim hujan atau akhir musim hujan. Begitu ada kabar dari BMKG bahwa bibit awan sudah 70% maka pesawat yang stanby langsung terbang untuk menabur CaO dilanjutkan menyemai garam NaCl.

Posko Riau BPPT meliputi wilayah Jambi juga. Ada 20 penerbangan 33 ton bahan semai terdiri dari NaCl 32.000 kg. CaO 7.500. air yang dihasilkan 25 juta M3.
Di Palangkaraya 2 X penerbangan NaCl 22.200 kg air yang dihasilkan 8 JT M3.


Gambut gak boleh kering karena kalau kering kemungkinan terbakar besar. Jadi BPPT punya alat untuk mengukur kadar permukaan air pada lahan gambut. Alat ini sudah dipasang dibeberapa tempat
Hasil pengukuran kadar permukaan air lahan gambut bisa menjadi warning untuk ditetapkan keputusan siaga darurat.
Modifikasi cuaca sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan berakhir , supaya air hujan bisa mengisi kanal-kanal di lahan gambut untuk mencegah kebakaran dimusim kemarau.

Target restorasi lahan gambut terbesar di Riau. ( Badan Restorasi Gambut)
Penanaman gambut dengan tanaman ramah gambut bisa mencegah kebakaran.
Gambut jangan dikeringkan, usaha yang bisa dilakukan antara lain menjadikan usaha perikanan ikan gabus di kanal-kanal. Menanam tanaman ramah gambut bernilai ekonomis seperti tanaman sagu, kopi Liberica, jagung, pinang, nanas, pisang barangan, cabe, bawang merah dan Lidah buaya.


Saat ini ada 2 propinsi tanggap darurat karhutla yaitu Riau dan Kalimantan Selatan. Dasar pantauan hot spot Karhutla dari satelit NOAA. Hot spot hanya indikator titik panas jadi di sini belum tentu ada kebakaran.

Data luas kebakaran hutan dan lahan dari kementerian LHK. Lahan yang terbakar meliputi lahan berhutan, lahan tidak berhutan dan lahan gambut.Hingga sekarang Titik api masih ada, walaupun sejumlah upaya pemadaman mengalami kemajuan yang sangat bagus. Ini karena ada banyak bibit awan yang mencapai 70%.
Air permukaan gambut kering karena sudah lebih dari 60 hari wilayah ini tidak ada air. Sementara kodratnya gambut adalah rawa yaitu berair. Sehingga menyebabkan lahan gambut kering dan mudah terbakar.

Gambut merupakan fosil batu bara muda. Jerman pernah menggunakan gambut sebagai bahan bahan pada saat perang dunia kedua. Jadi ini merupakan bukti bahwa gambut sangat mudah terbakar dan dalam keadaan kering bisa digunakan sebagai bahan bakar.

Selama gambut yang permukaannya sudah basah bisa saja bagian dalamnya masih menyala. Kedalaman gambut di Indonesia bahkan bisa mencapai 36 meter. Sedangkan di negara lain hanya sekitar 2-5 meter.
Sekat kanal penting supaya air yang ada pada gambut saat musim hujan gak lepas. Jadi ketika musim.kemarau datang air masih tetap tersimpan di lahan gambut.
Masyarakat diijinkan membakar hutan dengan luas tidak lebih dari 2 ha. Jadi kebakaran hutan tidak mungkin 0 setiap tahunnya.

Kalau curah hujan tinggi maka ketika ada kebakaran hutan pemadamannya bisa lebih mudah. Karena lahan gambut keadaannya masih basah. Penanganan harus satu komando dan terintegrasi. Supaya semua lembaga ditiap daerah bersatu padu, gak bisa sendirian.
Pembakaran lahan gambut biasanya terjadi pada sore hari sehingga pagi pagi api sudah besar.

Edukasi kebencanaan perlu diberikan sejak dini sesuai ancaman bencana di daerah masing-masing. Karhutla ini juga masuk dalam kategori bencana.





0 komentar:

Posting Komentar