Tuak adalah minuman yang dihasilkan dari pohon enau yang juga dikenal dengan nama pohon aren. Semua bagian dari pohon enau ini bisa dimanfaatkan. Tapi tahukah kalian kalau pohon enau ini merupakan penjelmaan dari anak yang sangat menyayangi saudaranya?
Di Tanah Karo hidup dua anak yatim piatu yang masih kecil. Anak yang paling besar adalah laki-laki yang bernama Tare Iluh, sedangkan adiknya, gadis kecil bernama Boru Sibou.
Di Tanah Karo hidup dua anak yatim piatu yang masih kecil. Anak yang paling besar adalah laki-laki yang bernama Tare Iluh, sedangkan adiknya, gadis kecil bernama Boru Sibou.
Setelah ayah dan ibunya meninggal, mereka berdua diasuh oleh bibinya. Ketika menginjak remaja, Tare Iluh pergi merantau meninggalkan adiknya.
“Kau harus menjaga dirimu baik-baik selama aku pergi.” Pesan Tare Iluh sebelum pergi meninggalkan adiknya.
“Kapan abang akan pulang?” tanya Boru Sibou dalam kesedihan yang mendalam. Selama ini ia tidak pernah sekalipun berpisah dengan abangnya itu.
“Nanti kalau abang sudah berhasil mendapat uang banyak, maka abang akan pulang dan membawamu hidup bersamaku.”
Sebenarnya Tare Iluh juga berat hati meninggalkan adiknya. Tapi sebagai laki-laki dewasa, ia sudah tidak pantas lagi hidup menumpang pada bibinya. Tare Iluh merasa dirinya adalah pengganti orang tua mereka yang sudah meninggal, sehingga ia yang harus menjaga dan mengurus adiknya.
Tare Iluh pergi tak tentu arah. Ia sendiri tidak tahu ke mana ia harus pergi. Hingga pada suatu saat, ia bertemu dengan sekelompok orang yang sedang berjudi.
Awalnya Tare Iluh hanya melihat-lihat, tapi kemudian ia tertarik untuk bermain. Sedikit uang yang diberikan oleh bibinya sebagai bekal, ia pergunakan untuk berjudi.
Pada awal permainan, Tare Iluh memenangkan permainan dan ia mendapat uang banyak. Sehingga Tare Iluh tergoda untuk bermain lagi. Sayangnya, pada permainan selanjutnya, Tare Iluh banyak mengalamai kekalahan.
Semakin lama Tare Iluh semakin senang berjudi. Ia ingin segera mendapat uang banyak tanpa harus bekerja keras. Bahkan Tare Iluh sudah berani meminjam uang untuk berjudi. Karena terus kalah dalam bermain, hutang Tare Iluh menjadi sangat banyak. Bahkan Tare Iluh dicari-cari orang untuk dibunuh jika tidak bisa melunasi hutangnya.
Kabar buruk tentang Tare Iluh ini sampai juga pada adiknya, Boru Sibou. Mendengar kakaknya dalam kesulitan, Boru Sibou nekat untuk menyusul abangnya tersebut. Padahal ia sendiri tidak tahu di negeri mana kakaknya itu berada.
Boru Sibou tahu, kalau ia berpamitan kepada bibinya, pasti tidak diijinkan. Maka diam-diam ia pergi menyusul abangnya. Kepada setiap orang yang ditemuinya, Boru Sibou selalu bertanya di mana keberadaan abangnya.
“Apakah kau tahu di negeri mana, Tare Iluh yang banyak hutang karena berjudi itu berada?” begitu Boru Sibou selalu bertanya.
Tapi anehnya belum ada satu orang pun yang dijumpai oleh Boru Sibou bisa memberikan petunjuk di mana Tare Iluh berada. Hingga pada suatu hari, Boru Sibou bertemu dengan seorang kakek tua.
“Apakah kakek tahu di mana abangku yang bernama Tare Iluh berada? Kata orang ia akan dihukum mati, karena banyak berhutang pada saat judi.”
“Aku tidak pernah mendengar nama itu, tapi kalau kau memang belum tahu di mana abangmu itu berada, lebih baik kau memanjat pohon yang paling tinggi. Kemudian kau panggil nama abangmu, siapa tahu nantinya abangmu mendengar.” Saran kakek tua tersebut.
Boru Sibou menuruti saran dari si kakek, ia memanjat pohon tinggi dan berteriak memanggil nama Tare Iluh. Namun rupanya usahanya tidak berhasil, Boru Sibou merasa putus asa kemudian ia berdoa.
“O, para dewa. Jika kau tidak mengijinkan aku bertemu dengan abangku, maka aku rela jiwa dan ragaku ini dimanfaatkan oleh orang-orang di negeri tempat Tare Iluh berada, untuk membayar semua hutang abangku.”
" Pada saat itu juga petir datang menyambar Boru Sibou yang masih berada di atas pohon. Dalam sekejab tubuh Boru Sibou dan pohon tempatnya berdiri berubah menjadi pohon enau.
Hingga sekarang orang-orang bisa memanfaatkan seluruh bagian dari pohon enau jelmaan Boru Sibou. Tuak yang sekarang dikenal sebagai minuman itu dipercaya sebagai jelmaan dari air mata Boru Sibou yang sangat menyayangi abangnya.
PESAN: Dengan saudara, kita harus saling melindungi dan menyayangi antara yang satu dengan yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar