Pada suatu hari monyet dan setan melakukan perjalanan. Mereka berjalan kaki sejak pagi hingga menjelang malam hari. Ketika malam, mereka berdua beristirahat di bawah sebuah pohon. Keduanya ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah mahkluk yang kuat.
Monyet dan setan merasa masih kuat dan tidak akan tidur malam itu. Mereka membuat perjanjian, bahwa siapa yang tertidur malam itu, maka dia akan menjadi budak bagi yang tidak tidur. Monyet mulai bercerita untuk membuktikan dirinya tidak mengantuk. Sementara itu setan mendengarkan, karena sebenarnya ia sangat lelah.
Diam-diam setan tertidur dan tanpa terasa ia mendengkur. Monyet merasa senang karena setan kalah, tapi ia harus membuktikan. Maka monyet pun bertanya, “wahai setan, kau sudah mendengkur, berarti kau sudah tidur. Kau kalah setan.”
“Tidak, aku tidak tidur. Buktinya aku masih bisa menjawab.” Kata setan tidak mau kalah.
Kejadian tersebut tidak hanya sekali, tapi sudah beberapa kali. Hingga akhirnya monyet mencari akal untuk membuktikan setan telah tidur. Monyet sengaja kencing dirumput, kemudian ia bertanya pada setan. “Hai setan, jika memang kau tidak tidur tadi, harusnya kau tahu tadi hujan atau tidak?”
Setan meraba rumput di dekatnya yang telah basah oleh kencing monyet. “tentu saja tadi hujan, ini buktinya, rumput ini basah.”
“Ha…ha… kau ternyata benar-benar tertidur. Itu bukan air hujan, tapi air kencingku.” Monyet tertawa gembira karena sudah berhasil membuktikan setan kalah.
Sejak saat itu setan menjadi budak monyet, dan sejak saat itu pula setan selalu takut jika bertemu dengan monyet.
0 komentar:
Posting Komentar