Danau Lau Kawar merupakan sebuah danau yang berada di kaki Gunung Sinabung. Danau yang indah ini berada di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran. Ada mitos yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat sebagai cerita asal mula terjadinya Danau Lau Kawar. Menurut mitos yang ada, dulunya tempat di mana Danau Lau Kawar ini berada adalah sebuah desa yang sangat subur.
Desa Kawar terletak di Tanah Karo. Desa ini memiliki tanah yang subur, sehingga tanaman apapun yang ditanam di sana akan menghasilkan panen yang berlimpah. Penduduk Desa Kawar juga rajin bekerja sehingga mereka selalu hidup berkecukupan, bahkan berlebih.
Desa Kawar terletak di Tanah Karo. Desa ini memiliki tanah yang subur, sehingga tanaman apapun yang ditanam di sana akan menghasilkan panen yang berlimpah. Penduduk Desa Kawar juga rajin bekerja sehingga mereka selalu hidup berkecukupan, bahkan berlebih.
Ketika musim panen tiba, desa Kawar mengadakan acara syukuran. Acara itu dihadiri oleh seluruh penduduk desa Kawar. Tapi ada seorang perempuan tua yang sedang sakit tidak dapat hadir .
Perempuan itu hanya bisa berbaring di atas tempat tidur kayu di dalam rumahnya. Anak dan cucunya, semuanya pergi ke acara syukuran, sehingga ia hanya tinggal sendiri di dalam rumah tersebut.
Pesta itu berlangsung sangat meriah, penduduk desa menari dan bernyanyi. Suara nyanyian mereka terdengar sampai ke rumah perempuan tua. Ia terlihat sangat sedih tidak bisa ikut bergembira bersama dengan penduduk desa yang lainnya.
Ketika siang hari tiba, semua penduduk desa berhenti bernyanyi dan menari. Suara gendang dan alat musik lainnya sudah tidak ada lagi. Mereka berkumpul untuk makan bersama.
Perempuan tua itu juga sudah merasa lapar. Ia berusaha turun dari tempat tidur mencari makanan. Tapi di dalam rumah itu tidak ada makanan. Anaknya memang sengaja tidak masak karena mereka akan makan di acara syukuran.
“Tega sekali mereka tidak memasak makanan untukku.” Kata perempuan tua itu dengan sedih.
Sementara itu di acara syukuran anak perempuan tua itu teringat akan ibunya yang belum makan. Ia mengambil nasi beserta lauknya, dan dibungkus dengan daun pisang. Kemudian ia menyuruh anaknya mengantarkan ke rumah untuk makan siang si perempuan tua.
“Berikanlah nasi bungkus ini untuk makan nenekmu terlebih dahulu, setelah itu kembalilah kau ke sini.” Kata anak si perempuan tua.
Sayangnya cucu perempuan tua itu terburu-buru dan terjatuh di jalan. Nasi bungkus yang ia bawa terjatuh ditanah dan bungkusannya terbuka. Karena takut dimarahi oleh ibunya, cucu perempuan tua tersebut memunguti nasi dan lauk yang telah berserakan di tanah dan membungkusnya kembali.
Ketika sampai di rumah, ia segera memberikan makan siang tersebut kepada neneknya dan langsung pergi. Awalnya perempuan tua itu sangat gembira menerima makan siang dari cucunya tersebut. Ia berpikir anaknya masih memperhatikan dirinya.
Tapi ia sangat terkejut ketika membuka bungkusan nasi tersebut. Hatinya sedih melihat nasi yang diberikan kepada dirinya adalah nasi yang sudah berantakan dan ada sedikit tanah yang tercampur didalamnya.
“Tega sekali mereka memberiku makanan sisa seperti ini.” Perempuan tua itu tidak tahu apa yang telah terjadi pada makan siang itu ketika dibawa oleh cucunya.
Dengan berlinang air mata, perempuan tua itu mengutuk seluruh penduduk desa. Tiba-tiba banjir yang besar datang tanpa diketahui darimana asalnya. Seluruh penduduk desa yang sedang berpesta tenggelam.
Desa Kawar kemudian berubah menjadi danau. Hingga saat ini orang mengenal danau itu dengan nama Danau Lau Kawar.
0 komentar:
Posting Komentar