Gapura di pos penjagaan pertama |
Pemandangan di sepanjang jalan menuju Candi Cetho |
Gapura Candi Cetho |
Candi Cetho |
Bangunan Candi Cetho Mirip Candi Suku Maya
Candi Cetho berada pada ketinggian 1496 m dpl tepatnya di Dusun Ceto Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karangayar. Tempat ini tertata rapi dengan ukuran 190 X 30 meter. Dalam bahasa Cetho artinya jelas .
Dari gapura Candi Cetho kita bisa melihat pemandangan di bawahnya |
Patung yang ada di depan gerbang Candi Cetho |
Dari penggalian yang dilakukan pada tahun 1928 ditemukan prasasti yang bisa menunjukkan bahwa Candi Cetho dibangun sekitar abad ke-15 tepatnya pada akhir masa kejayaan Majapahit. Kala itu Prabu Brawijaya memilih untuk pergi bertapa dan moksa ketika kerajaan Majapahit sudha kalah pamor dengan kerajaan Demak yang dipimpin oleh putranya sendiri yaitu Raden Patah.
Kita bisa membaca kisah tentang Candi Cetho di papan ini |
Salah satu tempat yang digunakan untuk meditasi di teras bawah |
Bangunan pendopo |
Gapura yang berada di bagian depan Candi Cetho merupakan bangunan baru yang dibuat pada saat pemugaran dilakukan. Begitu juga dengan bangunan-bangunan lain yang berbahan kayu seperti pendopo dan tempat pertapaan. Selain itu yang juga ikut dibangun pada saat dipugar adalah kubus pada puncak berunden, Lingga, patung Brawijaya V, patung Sabdopalon serta Nayagenggong.
Candi Ruwatan Pembebas Kutukan Sejak Dulu Kala
Candi Cetho hingga kini masih dipakai sebagai tempat beribadah umta Hindu dan pemeluk keyakinan Kejawen. Di Candi ini kita jumpai bangunan semacam pendopo besar dan kecil yang fungsinya untuk bertapa atau meditasi. Pada bangunan utama Candi bisa kita lihat bangunan semacam Piramida yang berada di puncak Candi.
Lingga dan Yoni |
Salah satu relief yang bercerita tentang Garudeya |
Salah satu area yang digunakan untuk ruwatan |
0 komentar:
Posting Komentar