Minggu, 06 Oktober 2013

Dibalik Nikmatnya Baso Beras, Gempol Pleret



Dari namanya yaitu “gempol pleret” sudah menandakan kalau ini adalah makanan dari Jawa. Orang mungkin mengira nama pleret diambil dari nama penemu atau daerah asal makanan ini. Memang benar, pleret adalah sebuah nama tempat di daerah sekiar Pati Jawa Tengah. Pada zaman dulu hingga saat ini makanan ini memang dijual di daerah Jepara dan Pati kemudian menyebar ke Semarang hingga Solo. Namun sekarang makanan yang satu ini lebih terkenal sebagai makanan khas daerah Solo. 


Gempol pleret sebenarnya merupakan perpaduan dua jenis makanan yang sama-sama dibuat dari tepung. Gempol adalah makanan berbentuk bola-bola menyerupai bakso dan berwarna putih. Tepung beras yang digunakan untuk membuat gempol adalah yang ditumbuk kasar sehingga masih berbentuk butiran atau sering disebut dengan naman meniran. Beras yang dipakai juga dipilih beras yang bagus seperti Rojo lele. Sebelum ditumbuk menjadi meniran, beras ini perlu direndam dahulu selama kurang lebih satu malam. Meniran ini kemudian dibuat adonan dengan ditambahkan santan. Adonan berwarna putih ini selanjutnya dibentuk bulat dan direbus hingga matang. Jadi tidak heran kalau orang menyebut gempol dengan nama baso beras. 




Sedangkan pleret adalah makanan yang menyerupai kulit terbuat yang terbuat dari campuran tepung ketan serta gula jawa. Kulit ini kemudian dikukus. Untuk menggugah selera pleret ini seringkali diberi warna seperti coklat atau merah muda. Makanan ini sebenernya lebih cocok disebut sebagai minuman karena disajikan bersama dengan kuah dan es batu. Bahkan di saat puasa, minuman ini cocok disajikan sebagai menu buka puasa yang menyegarkan. 


Penyajian 




Sekilas minuman ini memang menyerupai dawet karena disajikan di dalam mangkuk dan kuahnya berasal dari santan serta gula merah yang ditambahkan es batu, namun yang membedakan adalah isinya. Jika isi dawet adalah cendol yang berbentuk oval memanjang dan berwarna hijau, maka isi gempol pleret adalah bulatan putih disertai lembaran kulit berwarna. 


Walaupun disebut sebagai minuman, namun menikmati semangkuk gempol sudah bisa membuat kita merasa kenyang. Biasanya gempol pleret ini juga disajikan dengan menambahkan buah seperti misalnya nangka. Ada juga yang menambahkan pemanis seperti sirup, sehingga rasa gempol pleret ini terasa sangat beragam di lidah. Namun rasa gurih dan manis tetap dominan. Selain itu aroma vanili serta daun pandan juga sangat kuat dalam hidangan ini. 


Menemukan Gempol Pleret Di Solo 



Saat ini makanan ini sudah jarang ditemui di solo. Hanya pasar-pasar tradisional tertentu saja yang menjualnya. Dahulu minuman ini masih banyak dijajakan berkeliling kampung dengan sepeda atau dipikul, namun sekarang sudah sangat jarang menemukan penjual keliling. Di pintu masuk pasar gedhe ada seorang ibu yang menjual gempol pleret sejak pukul 7 pagi hari hingga pukul 12 atau 1 siang hari. Biasanya ia pulang setelah dagangannya habis. Terkadang kita juga bisa menikmati gempol pleret di depan sekolah-sekolah. 


Namun jika ingin menikmati gempol pleret dengan suasana yang nyaman, kita bisa pergi ke rumah makan Nini Thowong di daerah widuran atau di warung Mie Thoprak dan es gempol pleret di jalan Dr. Wahidin Solo. Harga semangkuk gempol pleret ini bervarias. Kisaran harganya adalah antara Rp 1.000 hingga Rp 5.000. Sungguh ini adalah minuman nikmat dan murah yang sangat direkomendasikan untuk dicoba.

0 komentar:

Posting Komentar