"Jadi perempuan itu harus pintar jadi nanti bisa jadi ibu pintar yang melahirkan anak-anak pintar " Begitu kata eyangku dulu ketika aku masih kecil.
Awalnya dulu aku berpikir kalau aku harus menjadi juara kelas dan sekolah tinggi. Jadi ketika menikah dan punya anak maka anak-anakku juga akan pintar. Dan itupun menjadi kenyataan. Tapi ketika aku duduk di bangku SMU dan akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka pikiran itu sedikit demi sedikit berubah.
"Aku sudah sekolah tinggi, lalu mengapa aku hanya menjadi seorang ibu yang mengurus anak di rumah? Mengapa aku tidak bekerja di kantor yang megah dengan gaji yang tinggi dan baju yang keren?"
Pikiran itu pun selalu ada hingga aku menyelesaikan pendidikan di sebuah perguruan tinggi. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menikah dan bekerja di sebuah lembaga pendidikan. Karirku bagus dan aku pun memiliki anak. Aku tidak lupa pada pesan eyangku, karena dari ilmu yang aku pelajari maka aku menganggap bahwa anakku-anakku nanti pasti akan pintar karena keturunan ibu dan bapaknya pintar.
Anak Pintar Hasil Didikan Ibu Pintar.
Tapi nyatanya tidak demikian. Anak pertamaku tidak pintar dalam hal akademis dan ini terlihat ketika dia masih duduk di bangku TK. Karena aku bekerja di bidang pendidikan dan aku banyak belajar tentang pendidikan, maka akupun tidak mempermasalahkan soal kekurangan bidang akademis anakku. Bahkan aku tidak pernah menyuruh anakku les membaca dan menulis seperti anak-anak lain di sekolahnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, maka aku merasa bahwa aku perlu mengarahkan anak-anakku untuk menjadi pintar. Ketika duduk di bangkus Sekolah dasar anakku tidak tahu dia ingin menjadi apa. Tapi aku tahu kalau dia suka menggambar. Ketika anakku menginjak sekolah menengah pertama dia juga masih belum tahu akan sekolah kemana. Dan aku harus memberi arahan dia bisa sekolah kemana untuk menjadi apa.
Saat itulah aku menyadari apa arti pesan dari eyangku. Memang benar adanya seorang ibu yang pintar akan menjadikan anak-anaknya pintar juga. Ini karena anak yang pintar bukanlah anak yang selalu menjadi juara kelas. Tapi anak yang pintar adalah yang bisa mengatasi segala rintangan dalam kehidupannya. Anak yang pintar harus cerdik dan pandai dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan. Dan anak yang pintar bisa dihasilkan dari didikan seorang ibu yang pintar.
Ibu Yang Pintar Adalah Perempuan Pintar
Untuk menjadi ibu yang pintar memang harus seorang perempuan yang pintar. Lalu apakah hanya perempuan yang memiliki kesempatan belajar di sekolah tinggi saja yang berkesempatan menjadi perempuan pintar? Tentu saja tidak.
Kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang namanya pintar berarti pandai, cakap, cerdik, banyak akal dan mahir melakukan sesuatu. Jadi perempuan pintar itu adalah perempuan yang banyak akal sehingga cakap dalam segala hal dan mahir dalam melakukan sesuatu. Untuk menjadi seorang yang cerdik pandai dan mahir dalam suatu hal maka perempuan memang harus belajar.
Lalu dimanakah seorang perempuan bsia belajar untuk bisa menjadi pintar?
Belajar bisa dilakukan di mana saja , kapan saja dan dengan siapa saja. Belajar tidak harus di sekolah yang hebat dengan guru yang hebat. Tapi belajar bisa saja dilakukan di kampung dengan guru seorang anak kecil atau orang tua sekalipun. Lho kok bisa?
Ya bisa dong. Misalnya gini, seorang perempuan yang ingin pintar memasak, maka dia tidak harus belajar masak di sekolah ataupun perguruan tinggi jurusan Tata Boga . Seorang perempuan bisa belajar memasak pada ibunya atau mertuanya atau tetangganya yang sudha berpengalaman memasak sejak dulu.
Seorang perempuan yang pintar tentu saja tidak pelit ilmu. Dia pasti akan dengan sennag hati membagi ilmu yang dimilikinya pada perempuan lain. Jadi yang namanya perempuan pintar itu tidak hanya pintar dalam hal tertentu saja. Yang namanya perempuan pntar itu harus cakapdalam bersosialisasi dengan lingkungannya, memiliki karakter pribadi yang baik, yag peduli pada orang lain di sekitarnya. Perempuan pintar juga harus mahir dalam menghadapi segala permasalahan yang dia hadapi.
0 komentar:
Posting Komentar