Rabu, 30 Maret 2016

Timun Mas

(Dongeng dari Jawa Tengah)

Pada suatu hari, Pak Tani dan Bu Tani yang sedang berteduh berdoa kepada Tuhan agar mereka diberikan seorang anak. Mereka sudah menikah selama puluhan tahun, tetapi belum juga dikaruniai anak. Ternyata, gua tersebut adalah tempat tinggal seorang raksasa. Mendengar doa kedua suami-istri itu, si raksasa mendekati mereka sambil memberikan sebuah biji mentimun.

Raksasa itu berkata, “Tanamlah bibit mentimun ini. Kelak kalau sudah tiba waktunya, pohon ini akan mempunyai satu buah mentimun raksasa yang berwarna emas. Dari dalam mentimun itu akan keluar seorang bayi perempuan. Peliharalah dia dengan baik. Nanti, setelah anak itu berusia tujuh belas tahun, aku akan datang mengambilnya dari kalian.”

Pulanglah kedua suami-istri petani tersebut ke rumah. Setelah itu, mereka segera menanam bibit mentimun itu di ladang. Dengan sabar, dipeliharanya tanaman itu dengan baik. Hingga pada bulan ketiga, muncullah sebuah mentimun kecil berwarna emas. Mentimun tersebut dipelihara pasangan suami-istri itu hingga besar.

Pada suatu pagi ketika Pak Tani pergi ke ladang, dilihatnya mentimun emas itu sudah merekah. Dipetiklah buah itu dan dibawanya pulang. Sesampainya di rumah, Pak Tani membelah mentimun emas itu dengan sangat hati-hati. Betapa terkejutnya pasangan suami-istri tersebut ketika melihat seorang bayi perempuan ada di dalamnya!

Perasaan gembira yang mendalam menyelimuti mereka. Bayi perempuan itu pun mereka beri nama “Timun Mas.” Timun Mas dirawat oleh suami-istri petani itu dengan penuh kasih sayang. Selain cantik, Timun Mas juga anak yang cerdas dan rajin. Setiap hari dia selalu membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Kadang-kadang, dia juga membantu bapaknya di ladang.

Tak terasa, tahun-tahun telah berganti. Kini usia Timun Mas sudah mencapai tujuh belas tahun. Namun, kedua orang tuanya lupa akan pesan raksasa di gua dulu. Hingga pada suatu hari, tiba-tiba tanah di sekitar rumah mereka bergetar. Rupanya raksasa tersebut datang untuk menagih janji mereka dulu. Kedua orang tua Timun Mas sangat ketakutan, sementara Timun Mas sendiri yang tidak tahu apa-apa hanya bisa diam.

Dengan tergesa-gesa, Ibu Timun Mas mengambil beberapa barang di dapur, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah bungkusan. Dia memberikan bungkusan itu pada Timun Mas sambil berpesan, ”Cepatlah kau pergi dari sini, Anakku! Bawalah bungkusan ini. Jika raksasa itu mengejarmu maka sebarlah satu per satu isinya.”

Timun Mas menuruti perintah ibunya. Diam-diam, dia menyelinap ke luar lewat pintu belakang. Celakanya, sang raksasa yang tinggi besar melihat Timun Mas kabur. Dengan amarah yang meluap-luap, raksasa itu pun mengejar Timun Mas. Ketika raksasa itu sudah hampir mendekat, Timun Mas segera memasukkan tangannya ke dalam bungkusan yang diberikan ibunya.

Dia menemukan garam yang kemudian disebarkannya ke arah raksasa. Ajaib...!!! Daerah yang disebari garam tiba-tiba berubah menjadi lautan dan membuat sang raksasa tercebur. Dengan sekuat tenaga, raksasa tersebut berenang mengejar Timun Mas. Timun Mas sudah kelelahan. Namun, raksasa itu tampak semakin dekat. Timun Mas terus berlari.

Kini, dia kembali mengambil sesuatu dari dalam bungkusan yang dibawanya. Kali ini, dia menemukan beberapa butir lada. Lada-lada itu pun dilemparnya ke arah raksasa. Wuuusssss......! Keajaiban kembali terjadi! Butiran lada itu berubah menjadi hutan semak berduri. Timun Mas kembali punya kesempatan untuk melarikan diri.

Namun, rupanya raksasa itu bisa melewati semak-semak berduri di hadapannya. Raksasa itu semakin lama semakin dekat dengan Timun Mas. Dengan gemetar, Timun Mas kembali merogoh bungkusannya. Celakanya, di dalam bungkusan hanya tinggal satu benda yang tersisa, yaitu terasi! Dengan sekuat tenaga, dilemparlah terasi itu ke raksasa yang masih mengejarnya. Bumm....! Sebuah lautan lumpur terbentang di depan raksasa.

Ternyata, itu adalah lumpur isap, yakni lumpur yang bisa menenggelamkan siapa saja. Ketika raksasa itu mencoba melewatinya, dengan mudah lumpur itu mengisap tubuh raksasa yang besar dan berat. Sedikit demi sedikit, tubuh raksasa masuk ke dalam lumpur. Ketika seluruh tubuh raksasa sudah tak terlihat lagi, secara ajaib lautan lumpur itu menghilang.

Kini yang ada di hadapan Timun Mas hanyalah padang rumput biasa. Timun Mas sudah merasa aman. Dia pun segera kembali ke rumah orang tuanya. Mereka bertiga pun akhirnya hidup bahagia tanpa takut lagi pada ancaman raksasa.

Pesan cerita:Dalam keadaan terdesak, Tuhan memberikan banyak keajaiban pada Timun Mas dalam menghadapi raksasa yang jahat.

0 komentar:

Posting Komentar