(Dongeng dari Jawa Barat)
Raja Pasir Batang merasa sudah cukup tua untuk memimpin kerajaannya. Dia juga merasa lelah dan ingin beristirahat di usia lanjutnya. Untuk menggantikan dirinya, Raja memilih si putri bungsu, yaitu Putri Purbasari, yang baik hati, santun, dan dekat dengan rakyat kecil.
Hal ini membuat iri Putri Purbalarang. Sebagai anak sulung, dia merasa dirinyalah yang harus menjadi Ratu. Namun, Raja tidak memilihnya karena Putri Purbalarang mempunyai sifat yang jahat dan sombong. Raja dan Ratu Pasir Batang kemudian pergi bertapa setelah Putri Purbasari menduduki tahta Kerajaan Pasir Batang,
Putri Purbalarang pun mulai menjalankan rencana jahatnya. Dia mengatur rencana dengan bantuan calon suaminya, seorang bangsawan yang mempunyai sifat jahat seperti dirinya. Nama bangsawan itu Raden Indrajaya. Diam-diam di suatu malam, Putri Purbalarang mendatangi Putri Purbasari di kamarnya.
Setelah jarak mereka cukup dekat, Putri Purbalarang langsung menyiramkan cairan hitam legam ke tubuh Putri Purbasari. Akibatnya, seluruh tubuh Putri Purbasari berubah menjadi hitam.
Keesokan harinya, tak seorang pun mengenali Putri Purbasari sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang. Dia diusir dari istana dan dibuang oleh pengawal istana atas perintah Putri Purbalarang ke tengah hutan. Setelah itu, Putri Purbalarang mulai menyebarkan berita bohong bahwa Putri Purbasari mengidap suatu penyakit menular dan harus diasingkan.
“Untuk itu, akulah yang akan menjadi Ratu di Pasir Batang ini selama adikku sakit,” kata Putri Purbalarang kepada seisi istana.
Sementara itu, dengan tabah dan sabar, Putri Purbasari melewati hari-harinya di tengah hutan. Dia sedih dengan perlakuan kakaknya. ”Apa salahku pada Kakak Purbalarang hingga dia berbuat seperti ini?” ratap Putri Purbasari dalam tangisnya.
Kesedihan Putri Purbasari didengar oleh para dewa di kahyangan. Maha Guru Dewa mengutus putranya yang bernama Guruminda untuk turun ke dunia. Namun, wujudnya sekarang adalah wujud seekor lutung atau kera besar dan dia dinamakan Lutung Kasarung. Saat tiba di Kerajaan Pasir Batang, Lutung Kasarung ditangkap oleh pengawal kerajaan dan dibawa untuk dijadikan persembahan para dewa.
Namun, pada saat upacara berlangsung, Lutung Kasarung mengamuk dan memporak-porandakan seisi istana. Putri Purbalarang menjadi sangat murka. Diperintahkanlah semua prajuritnya untuk menangkap Lutung Kasarung dan membuangnya ke tengah hutan, ke tempat Putri Purbasari.
”Pasti Purbasari akan mati dimakan oleh kera raksasa ini,” gumam Purbalarang sambil menyeringai.
Akan tetapi, Lutung Kasarung dan Putri Purbasari justru bersahabat ketika keduanya bertemu. Semua binatang di hutan tunduk dan patuh pada Lutung Kasarung. Mereka bersama-sama menghibur Putri Purbasari yang sedang sedih. Putri Purbasari tidak lagi kesepian.
“Terima kasih, Lutung Kasarung yang sakti. Kini aku bisa tertawa lagi,” kata Putri Purbasari.
“Tidak masalah, Putri. Kami penduduk hutan akan menemanimu di sini,” sahut Lutung Kasarung.
Suatu ketika, Lutung Kasarung dengan kesaktiannya membangun sebuah pemandian untuk Putri Purbasari. Setelah mandi di sana, Putri Purbasari kembali menjadi cantik. Seluruh tubuhnya pun menjadi bersih dan putih. Kabar tentang kondisi Putri Purbasari yang sembuh sampai juga di telinga Putri Purbalarang.
“Pasti ada orang-orang dari istana ini yang diam-diam membantu Purbasari,” teriak Putri Purbalarang murka.
“Lihat saja kalau kutemukan orang itu!” Merasa kurang yakin, Putri Purbalarang bersama para prajuritnya bergerak ke hutan untuk membuktikan sendiri kebenaran cerita tersebut.
Kabar kedatangan rombongan kerajaan itu terdengar juga oleh Putri Purbasari dari binatang-binatang hutan yang setia padanya. Putri Purbasari ketakutan.
”Tenanglah, wahai Putri. Biar aku yang menghadapi mereka semua. Sudah waktunya Purbalarang menerima balasan atas semua perlakuannya padamu,” kata Lutung Kasarung percaya diri.
Putri Purbasari pun berkata, ”Oh, Lutung Kasarung, terima kasih. Berhati-hatilah.”
Sebelum sampai di pondokan Putri Purbasari, para prajurit pimpinan Putri Purbalarang tiba-tiba dihadang oleh Lutung Kasarung. Seluruh prajurit pun lari kocar-kacir. Tinggal Putri Purbalarang yang tersisa. Karena ketakutan, Putri Purbalarang justru berlari menuju pondokan Putri Purbasari.
Dengan sangat ketakutan, dia meminta perlindungan Putri Purbasari dari serangan Lutung Kasarung yang ganas. Putri Purbasari merasa iba dengan kakaknya. Dia meminta Lutung Kasarung untuk berhenti. Ketika Lutung Kasarung tiba di hadapan Putri Purbasari, sesuatu yang ajaib terjadi. Kera besar itu perlahan-lahan berubah wujud menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa, yaitu wujud asli dari Guruminda.
Akhirnya, Putri Purbasari bersama Lutung Kasarung yang telah berubah menjadi Guruminda kembali ke istana. Mereka menikah dan menjadi Raja dan Permaisuri Kerajaan Pasir Batang. Putri Purbalarang yang selama ini selalu jahat telah dimaafkan oleh Putri Purbasari yang baik hati.
Pesan cerita:Sifat jahat dan sombong pasti akan membawa derita bagi orang yang memilikinya.
Rabu, 09 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar