Sabtu, 01 Agustus 2015

Konsep dasar kurikulum 2013

Pro dan kontra pada kurikulum 2013 masih saja terjadi hingga saat ini. Ketidaktahuan masyarakat pada konsep dasar kurikulum 2013 membuat banyak orang menghakimi bahwa kurikulum yang satu ini sangat sulit diterapkan, belum siap diterapkan dan lain sebagainya. Apalagi ditambah dengan pemberitaan yang didasari pada pengetahuan sekilas tentang kurikulum 2013.

Bagi  para orang tua yang biasa membantu anaknya belajar di rumah, perlu tahu apa itu konsep dasar kurikulum 2013. Dengan demikian orang tua akan mudah memberi bimbingan pada anaknya dalam belajar. Konsep dasar kurikulum 2013 sebenarnya sangat sederhana yaitu : 
"Pada saat belajar anak tahu apa + Setelah belajar anak bisa apa"
Kurikulum memang selalu harus berganti setiap waktu. Ini karena perkembangan jaman juga berubah setiap waktu. Oleh karena itu kurikulum 2013 dibuat dengan memberikan kebebasan pada anak untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. 

Sudah bukan saatnya lagi anak hanya dijadikan objek dalam pembelajaran yang hanya menurut pada apa kata guru.Dalam kurikulum 2013 guru juga dituntut untuk belajar lebih banyak. Jadi sangat biasa jika pada pelaksanaannya nanti murid bisa saja lebih pintar dari gurunya.

Berikut ini adalah tips bagi orang tua tentang cara mengajari anak dengan kurikulum 2013 : 

1. Pelajari KI_KD dan Silabus
Bagi orang tua di rumah sebaiknya juga mempelajari Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) serta silabus dari setiap mata pelajaran. Biasanya KI-KD dan silabus ini ada di buku pelajaran anak-anak kita. Dari situ kita bisa tahu apa saja yang akan dipelajari anak.

2. Lihat materi dalam buku pelajaran dan tambahkan. 
Sebagai contoh dalam kurikulum 2013 untuk kelas VII (kelas 1 SMP) pada pelajaran agama islam di dalam silabus ada materi Amaul husna. Maka orang tua bisa saja melihat materi yang sudah ada dalam buku pelajara. Jika dirasa apa yang perlu diketahui oleh anak tentang asmaul husna ini kurang, maka orang tua bisa membimbing anak untuk mencari bahan tambahan lewat internet. 

3. Berdiskusi dengan anak
Setelah mengetahui materi, maka didiskusikan bersama.Hal ini selain akan memperlancar komunikasi orang tua dan anak juga bisa membuat orang tua mengenal lebih dekat passion si anak. 

4. Menggali minat anak sejak dini
Misalnya saja ketika belajar IPA ternyata si anak sangat senang pada dunia tanaman. Nah di saat inilah orang tua bisa menggali lebih dalam ketertarikan si anak pada tanaman. 

Bisa saja orang tua menanyakan pada anak tentang cita-cita anak. Apakah si anak nantinya tertarik untuk menjadi peneliti tanaman? Atau si anak tertarik menjadi pengusaha tanaman? 

5. Hubungkan setiap pembelajaran dengan minat anak. 
Jika ternyata si anak ingin menjadi ahli tanaman, maka orang tua bisa saja memberikan penjelasan seputar pekerjaan peneliti. Agar anak tertarik untuk belajar pelajaran yang lainnya, maka si anak perlu diberi tahu bahwa ketika belajar pelajaran A si anak akan tahu apa dan nantinya bisa apa. 

Misalnya saja si anak ingin menjadi seorang peneliti, maka ketika belajar bahasa Indonesia orang tua bisa memberitahu bahwa ketrampilan menulis akan sangat diperlukan oleh seorang dokter dalam membuat tulisan ilmiah.


0 komentar:

Posting Komentar