Rabu, 22 Juli 2015

Benteng Kuto Besak

Berkunjung ke Palembang tidak lengkap rasanya jika tidak mampir ke tepian Sungai Musi dan melihat jembatan Ampera. Jangan lupa juga mampir ke Benteng Kuto Besak yang juga berada di tepian sungai Musi Palembang. 

Kuto Besak ini dulunya merupakan keraton yang menjadi pusat kesultanan Palembang pada abad ke-18. Pendirian Benteng Kuto Besak ini dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I yang berkuasa pada tahun 1724 hingga 1758. Sayangnya hingga masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I Selesai keraton ini belum selesai di bangun. 



Pembangunan keraton ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II yang berkuasa sejak tahun 1776 hingga 1803. Setelah keraton Kuto Besak ini selesai dibangun kurang lebih selama 17 tahun, maka pusat pemerintah berpindah dari keraton Kuto Lamo Ke Keraton Kuto Besak pada hari Senin 21 Februari 1797.  Keraton Kuto Lamo kini menjadi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Sedangkan benteng Kuto Besak sendiri baru dibangun pada tahun 1780. Bangunan Benteng Kuto Besak ini menggunakan perekat bata berupa kapur dari Sungai Ogan dan ditambah dengan putih telur. 

Benteng Kuto Besak memiliki panjang 288,75 m, lebar 183, 75 m, tinggi 9,99 m serta tebal 1,99 m. Pembangunan Benteng Kuto Besak dimaksudkan sebagai pertahanan.PAda tahun 1821 Benteng Kuo Besak berhasil diduduki oleh Belanda. Sultan Mahmus Badaruddin II dibuang ke Maluku. 

Kini Benteng Kuto Besak digunakan sebagai markas Komando Militer Sriwijaya. Jadi kita tidak bisa masuk ke dalamnya. Namun kita masih bisa melihat kemegahan Benteng Kuto Besak dan berfoto dengan latar belakang Benteng Kuto Besak ini. 





This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar