Senin, 12 Januari 2015

Permainan Ali Oma

Permainan Ali Oma ini sudah dimainkan oleh anak-anak di Pekanbaru Riau sejak jaman Penjajahan Belanda dahulu. Awalnya hanya bermain sembunyi-sembunyian. Kemudian ditambah dengan menyanyikan lagu Ali Oma sebagai pengiring permainan. Sejak saat itulah permainan ini dikenal sebagai nama Ali Oma. 

5-20 anak akan menari disebuah tempat yang ada tembok atau pohon besarnya. Tembok atau pohon ini nantinya akan dijadikan sebagai benteng dalam permainan ini. Yang menjaga benteng adalah anak yang “Jadi”. Sementara itu anak-anak yang lain sebagai “Penyuruk” yang akan bersembunyi di sekitar benteng. 

Untuk menentukan siapa yang “jadi” dan siapa yang “penyuruk” dilakukan dengan cara undian. Anak-anak akan berdiri berhadap-hadapan dengan menelungkupkan tangan dengan posisi saling menindih. Setelah mendengar aba-aba secara bersamaan, anak-anak akan mengangkat tangan. Masing-masing akan saling membuka atau menutup telapak tangan. Jumlah yang paling sedikit akan dinyatakan sebagai pemenang. Cara ini disebut dengan “lambung uang”. 

Yang kalah akan melakukan lambung uang lagi. Sampai diperoleh hanya satu orang saja yang kalah. Jika ternyata pada akhir lambung uang ada dua orang yang kalah maka akan dilakukan sut. Satu orang yang kalah inilah yang akan berperan sebagai “jadi”. Ia akan bertugas menunggu beteng. *Yang berperan sebagai “jadi akan menutup mata menghadap ke benteng. Sedangkan yang berperan sebagai “penyuruk” akan pergi dan bersembunyi. Semua anak akan menyanyikan Ali Oma. Mereka akan bersahut-sahutan. 

Syair lagu Ali Oma adalah seperti ini : 
Jadi : “Ali oma, Kaki pincang, ro apa, Kona pa, Bing apa, Kaka pa, Dok apa, Lah apa, Ci apa, Na apa, Si apa, Ta apa, Li apa, Pan apa, Dan apa”. 
Penyuruk : “Ambio, Mata kero, Rokan, Kambing, Bing kok, Kodok, Dolah, Cina, Nasi, Si ta, Tali, Lipan, Pandan, Dandut, Lico-lico”. 

Kalau yang bertugas sebagai “jadi” sudah selesai menyanyikan kata terakhir, maka ia sudah bisa mencari penyuruk. Si petugas “jadi” akan menemukan “penyuruk” satu persatu. Ketika ia menemukan penyuruk, maka si “jadi’ harus menyebutkan nomor penemuannya satu persatu. Nomor penemuan itu akan dianggap syah jika benteng dalam keadaan aman. Kalau benteng diserang oleh pemain lain yang bersembunyi atau nomor yang disebut duduk di dekat benteng sebelum pemain lain ditemukan seluruhnya maka nomer penemuan akan dianggap tidak syah. 

Semua penyuruk yang sudah ditemukan oleh “jadi akan berbaris menghadap ke benteng. Si “jadi” akan menebak dibaris keberapa “penyuruk” yang ia temui pertama kali. Kalau tebakan si “jadi” benar maka orang yang ditebak itu akan bertugas menjaga benteng dan menggantikan posisi si “jadi”.
This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar