Pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas tidak akan pernah sia-sia.
Di tepian sungai Mahakam terdapat sebuah kerajaan yang sangat kaya. Lahan yang ada sangat subur. Setiap saat panen padi serta palawija berlimpah.Binatang ternak berkembang biak dengan sangat ceat. Semua rakyat hisdup makmur dengan berlimpah harta. Keadaan ini lah yang akhirnya membuat rakyat kerajaan tersebut terlena.
Setiap hari mereka hidup berfoya-foya. Bukan hanya rakyat, raja pun demikian juga. Mereka selalu berjudi dan juga minum0minuman keras. Sabung ayam tak ketinggalan.Para wanita di kerajaan itu juga berlomba-lomba membeli pakaian bagus dan juga perhiasan manakala panen raya tiba. Kehidupan ini berlangsung sangat lama.
Hingga akhirnya kemarau panjang tiba . Tanah-tanah pertanian menjadi kering. Padi dan juga palawija yang ditanam mati. Keadaan ini berlangsung sangat lama hingga dua belas tahun. Lumbung-lumbung padimenjadi kosong. Hutan temapat mereka mencari binatang buruan terbakar. Yang ada hanyalah umbi-umbian hutan yang tak seberapa banyaknya, itupun menjadi rebutan.
Singkat cerita kehidupan rakyat di kerajaan tersebut sangatlah menyedihkan. Kematian terjadi hamper setiap hari karena penyakit dan kelaparan. Raja tidak dapat berbuat apa-apa karena kehiadupan di istana pun tak jauh berbeda dengan kehidupan rakyat jelata. Semakin lama banyak penduduk yang mati kelaparan dan terkena penyakit.
Disebuah desa yang juga tak luput dari bencana itu, hidup seorang janda dengan dua orang anaknya. Satu anak perempuannya bernama Lenting dan adiknya laki-laki bernama Lentas. Kehidupan mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk desa lainnya. Keluarga ini tinggal disebuah gubuk reyot di pinggir sebuah hutan yang sudah terbakar. MAsih beruntung pada saat bencana kebakaran hutan dulu rumah mereka tidak ikut terbakarr, sehingga paling tidak masih ada tempeat untuk mereka berteduh.
PAda suatu malam si Ibu bermimpi didatangi oleh seorang kakek tua. Kakaek itu berkata,” Korbankanlah anakmu untuk kepentingan seluruh penduduk di kerajaan yang sedang terkena murka Tuhan ini.. Nanti keduanya akan menjelma menjadi bibit padi dan bibit jagung. Berikanlah bibit-bibit itu untuk ditanam diseluruh tanah persawahan di kerajaan ini. Pada saat itulah kemakmuran akan kembali datang.”
Setelah kakek tersebut menghilang Ibu Lenting dan Lentas terjaga dari tidurnya. Dipandanginya kegua anaknya yang sedang tertidur lelap,” Apakah aku akan tega mengorbankan kedua ankku yang tidak berdosa ini?’
Keesokan harinya si ibu menceritakan mimpinya pada kedua anknya. Saat itu keadaan sudah sangat parah, sudah tiga hari lamanya mereka menahan lapar karena sudah tidak ada lagi bahan makanan yang bisa dimakan. Penduduk desa yang lain pun demikian halnya.
Mendengar cerita ibunya, Lenting sebagai anak tertua menjawab,” Lakukan saja apa yang diperintahkan oleh kakaek itu ibu, cepat atau lambat kita juga akan mati. Lebih baik aku mati sebagai korbnan tapi bisa berguna untuk orang banyak dari pada akhirnya nanti kita mati sia-sia karena kelapaeran.”
Si Ibu berpikir,” Benar juga kata Lenting, tapi bagaiman mungkin aku tega membunuh anakku sendiri.”
Lamunan si Ibu buyar ketika LEnting dan Lentas merajuk agar ibunya segera melaksanakan perrinytah kakek dalam mimpi itu. Akhirnya Si Ibu luluh juga pada rajukan keduaanak kesayangannya itu. Dengan berat hati diambilnya golok yang sudah diasah dengan tajam. Sementra itu Lenting dan LEntas sudah bersiap dengan posisi telentang diatas sebuah balai bamboo. KEtika si Ibu mulai mengayunkan golok, keajaiban datang dengan seketika. Tubuh LEnting dan LEntas menghilang.
Yang ada dihadapan si Ibu diatas balai bamboo adalah seonggok biji jagung dan seonggok biji padi. Sesuai dengan perintah kakekek dalam mimpinya Ibu LEnting dan LEntas segera membagikan bibit-bibit padi dan jagung tersebut keseluruh negeri, ajaibnya biji-biji itu baru havbis setelah semua penduduk di negeri tersebut mendapatkannya secara merata. Mereka kemudian menyebar ke tanah-tanah persawahan. Tak lama kemudian hujan datang yang disambut dengan gembira oleh semua rakyat negeri tersebut.
Negeri tersebut akhirnya kembali pada kejayaannya, sebuah negeri yang makmur dan kaya, namun sekarang penduduknya sudah menyadari kesalahan mereka dimasa terdahulu, kini mereka tidak lagi berfoya-foya dan melakukan hal-hal yang tidak berguna. Pengorbanan Lenting dan Lentas ternyata tidak sia-sia.
0 komentar:
Posting Komentar