Sebenarnya promosi buku ini harus sudah diikutkan dalam proposal naskah yang kita buat dan kita ajukan ke penerbit. Ini juga akan berpengaruh pada tulisan kita serta sasaran pembaca yang akan kita tuju. Pada dasarnya penerbit mempunyai budget untuk promosi buku kita nantinya, namun besarnya tidak sama antara penerbit yang satu dengan yang lain.
Biasanya budget promosi ini berkisar antara 3-5 % dari harga buku x jumlah exemplar cetakan 1. Penerbit juga sudah mempunya marketing tapi tentu saja penulis tidak bisa hanya mengandalkan pada penerbit, karena penerbit tidak hanya menerbitkan buku kita saja. Jadi kalau buku kita dibayar dengan royalty, maka kita juga harus memikirkan pemasaran bukunya. Kalau cuma mau nulis dan puas dibaca orang lain aja, mendingan di terbitin di blog aja deh.
Penerbit bisa saja membuat acara workshop atau bedah buku untuk acara launching baik itu di toko buku ataupun radio atau media cetak, namun seberapa efektif kegiatan ini dilakukan sehingga bisa mendongkrak penjualan buku itu sendiri, maka itu yang perlu kita perhitungkan. Selama ini penulis sepertinya sudah cukup puas dengan acara seperti itu, tapi kecenderungannya cuma dapat narsis aja, sementara angka kenaikan pejualan buku tidak menunjukkan beda nyata dibanding dengan tanpa diadakannya acara seperti itu, al hasil kegiatan ini justru akan membuang-buang uang percuma.
Acara bedah buku atau workshop sebetulnya bisa saja lho dilakukan oleh penulis sendiri dengan menggandeng beberapa sponsor atau pihak terkait sehingga budget promosi bisa kita gunakan sebagai senjata terakhir untuk mendongkrak penjualan ketika pasar sudah mulai jenuh sehingga buku kita tidak bisa lagi nangkring di rak dengan posisi muka. Biasanya penjualan buku terbaik adalah pada bulan 1-3, setelah itu, siap-siap deh buku kita digeser oleh buku baru dari rak strategis.
Dalam hal ini budget promosi bisa digunakan untuk membeli rak atau meja display di beberapa toko potensial. Kita juga tidak harus membuat deal sendiri dengan pihak sponsor, karena ada markom untuk setiap penerbit, namun kita harus bisa memberikan advice kepada markom tersebut soal kegiatan promosi dengan sponsor, mulai dari membuat list sponsor sampai dengan sketsa kegiatan promosinya dan imbasnya terhadap penjualan buku.
Promosi melalui dunia maya juga bisa dilakukan dengan membuat fan page di fb serta membuat lomba di tweeter, fb maupun blog. Kalau kita mengingat bahwa pembaca buku itu biasanya juga pembaca setia berbagai media cetak, maka meminta para pe resensi buku adalah cara yang baik untuk promosi.
Setiap jenis buku tentu saja mempunyai cara promosi yang lebih spesifik seperti misalnya :
Buku ketrampilan
Penjualan buku ini bisa di dongkrak dengan membuat pelatihan. Bisa membuat pelatihan berbayar dengan paket buku ataupun menggandengan beberapa majalah wanita untuk mengadakan acara launching sekaligus pelatihan. Keuntungannya menggandeng majalah wanita adalah kita tidak perlu lagi memikirkan soal sponsor dan urusan tiketing. Buku anak. Kita bisa melakukan road show ke sekolah-sekolah, tentu saja akan lebih mudah dengan menggandeng sponsor. Misalnya saja kita akan menggandeng sponsor susu, maka di awal kita harus membuat konsep buku yang ada hubungannya dengan susu.
Buku fiksi.
Ada sebuah cara yang menarik namun perlu sedikit kesabaran dan kejelian. Kita buat konsep cerita bersambung, kemudian tawarkan ke salah satu majalah dan katakan juga bahwa kamu akan menawarkan cerbung ini ke penerbit untuk diterbitkan sebagai novel. Tentu saja novel itu akan terbit setelah cerbung tersebut selesai dimuat di majalah.
Buku non fiksi.
Untuk jenis buku ini kita bisa mengajak penerbit untuk membuat beberapa seminar. kosepnya hampir sama dengan promosi buku ketrampilan.
Good luck ya .... selamat membuat konsep naskah berikut strategi promosinya .....♥♥♥
Rabu, 10 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar