Di sebuah desa hidup satu keluarga yang miskin. Si ayah setiap kali pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Setiap pulang dari hutan si ayah juga membawa belalang untuk kemudian di simpan di lumbung. Belalang itu sengaja disimpan hidup-hidup untuk nantinya dimasak sebagai lauk.
Pada suatu hari anak laki-laki dari keluarga itu merengek pada ibunya, “ibu … aku lapar sekali. Buatkan aku makanan.”
“Ambillah belalang di dalam lumbung dan masaklah sendiri. Ibu harus menyusui adikmu sekarang.”
Melihat ibunya sedang sibuk dengan adiknya yang masih bayi, anak laki-laki itu pun mematuhi perintah ibunya. Hanya saja setelah mengambil belalang ia lupa menutup kembali pintu lumbung. Tentu saja semua belalang yang ada di dalam lumbung itu terbang.
Setelah kenyang, anak laki-laki itu pun kembali pergi bermain bersama teman-temannya. Menjelang sore hari si ayah pulang dari hutan. Ia pun lapar dan meminta istrinya untuk menyiapkan makanan.
Namun betapa terkejutnya si ibu ketika melihat lumbung sudah kosong. Ia pun mengatakan hal ini pada suaminya. Si ayah yang lelah dan lapar tidak bisa menahan diri. Ia pun memarahi istrinya.
Dengan hati yang sedih si ibu akhirnya berlari meninggalkan rumah. Ia pergi ke dalam hutan. Di sebuah batu besar si ibu menangis sambil berkata, “Batu belah telanlah aku, aku bukan lagi seorng ibu dan istri yang baik.”
Pada saat itu tiba-tiba langit menjadi gelap. Petir menggelegar. Tiba-tiba batu besar itu terbuka. Sebuah angin kencang seolah menghisap si ibu untuk masuk ke dalam batu. Hingga akhirnya batu pun menutup.
Hanya rambut si ibu yang berkibar-kibar di luar batu. Tidak lama kemudian si ayah dan datang bersama kedua anaknya. Namun mereka tidak lagi bisa menjumpainya si ibu. Hingga kini batu itu dikenal dengan nama Atu Belah yang artinya batu yang bisa terbelah atau terbuka.
Hikmah cerita : Perbuatan tidak baik yang kita lakukan bisa saja merugikan orang lain.
Sabtu, 27 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar