Sabtu, 15 Maret 2014

Legenda Tari Gundala-Gundala - Cerita Rakyat Sumatera Utara


Tari Gundala-Gundala adalah sebuah tarian yang sampai sekarang masih dilakukan di oleh masyarakat desa Seberaya, Tanah Karo. Penari yang menarikan tarian ini menggunakan topeng kayu. Biasanya tarian ini dilakukan untuk memanggil hujan. 

Dahulu, di Tanah Karo ada seorang raja yang di sebut dengan Sebayak. Raja ini mempunyai seorang putri cantik yang menikah dengan panglima kerajaan. Putri ini selalu merasa kesepian karena ditinggal sendiri oleh suaminya yang pergi berburu atau berperang. 

Pada suatu saat, ketika Raja dan Panglima pergi berburu ke hutan, mereka bertemu dengan seekor burung raksasa. Burung tersebut bernama Gurda-Gurdi, ia adalah burung penjelmaan seorang sakti sehingga bisa bicara dan bersikap baik seperti manusia. 

Setelah berbicara selama beberpa saat, burung Gurda-Gurdi ternyata bersedia untuk dibawa ke istana. Sejak burung Gurda –Gurdi berada di istana, putri raja selalu gembira. Ia tidak lagi sedih karena burung Gurda-Gurdi bisa di ajak bicara dan bercanda. 

Pada suatu hari, putri raja sedang bercanda dengan burung Gurda-Gurdi. Tanpa sengaja ia memegang paruh burung Gurda-Gurdi. Putri raja tidak tahu bahwa memegang paruh, oleh burung Gurda-Gurdi dianggap sebagai penghinaan. 

Tiba-tiba saja burung Gurda-gurdi marah. Ia menjadi tidak terkendali, sementara putri raja tidak mengerti kesalahan apa yang telah ia perbuat sehingga burung itu menjadi marah. 

Mendengar keributan tersebut, panglima datang. Ia mencoba menenangkan burung Gurda-Gurdi dengan mengelus-elus bulunya, juga paruh burung Gurda-Gurdi. Tentu saja burung itu bertambah marah. 

Burung Gurda-Gurdi mengamuk. Panglima mencoba mengendalikannya, akan tetapi justru terjadi pertarungan yang sangat seru. Terjadi adu kesaktian lebih dari satu hari. Banyak hewan ternak yang menjadi sasaran serangan jarak jauh antara panglima dan burung Gurda-Gurdi. 

Untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak lagi, maka raja Sebayak memerintahkan pasukannya untuk membantu panglima melawan burung Gurda-Gurdi. Akhirnya burung Gurda-Gurdi berhasil di kalahkan. 

Kematian burung Gurda-Gurdi membuat seluruh istana bersedih, terutama putri raja. Kesedihan itu mendatangkan hujan selama beberapa hari. Sejak saat itu, pertarungan antara panglima dan burung Gurda-Gurdi diabadikan menjadi tari Gundala-Gundala untuk mendatangkan hujan. 

PESAN 
Komunikasi itu sangat penting, agar kita tidak salah menduga yang bisa mengakibatkan hal-hal buruk terjadi. Oleh karena itu jika kalian mempunyai masalah, sebaiknya dibicarakan dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar