Dulu kampung ini memang terkenal sebagai kampung rawan tawuran juga penuh dengan penyalahguna narkoba.
Tapi siapa sangka kampung ini sekarang menjadi sebuah kampung yang damai.
Tidak ada lagi celah bagi para pengedar narkoba untuk bertransaksi di kampung ini.
Memasuki kampung yang berada di wilayah kelurahan Pegangsaan Kecamatan Menteng ini sekilas tidak ada yang berbeda dengan kampung-kampung lain di Jakarta. Deretan rumah-rumah berhimpitan diantara gang-gang sempit yang tertata rapi. Jika kita memasuki kampung Bonang dari tugu Proklamasi, kemudian terus menelusuri setiap tapak jalan kampung ini, maka kita akan sampai di rel kereta Manggarai.
Kampung Bonang memang terletak di pinggiran rel kereta Manggarai. Perkampungan yang padat penduduk ini dulunya memang terkenal dengan tawuran. Tidak mengherankan jika hal ini terjadi karena pada saat itu ada banyak sekali pemuda putus sekolah yang tidak mempunyai kegiatan apapun.
Bukan hanya pengangguran dan tawuran yang menjadi masalah di sini pada beberapa tahun yang lalu. Dengan kondisi sosial ekonomi yang seperti ini tentu saja kampung Bonang sangat mudah menjadi pusat peredaran narkoba. Memang demikianlah adanya, dulu di kampung ini pengguna dan pengedar bisa dengan leluasa hidup nyaman dan bahagia.
Hingga perubahan besar pun dimulai. Saat itu sekitar tahun 2000 an, Yayasan Nurani Dunia yang dipimpin oleh seorang Sosiolog Universitas Indonesia yaitu Bapak Imam Prasojo membangun kampung ini dengan membentuk sekitar 30 komunitas. Komunitas-komunitas ini dibentuk berdasarkan minat serta bakat dari masyaraat yang ada di Kampung Bonang ini.
Sebelum tahun 2000 keadaan kampung Bonang ini sangat memprihatinkan. Kampung yang menjadi surga bagi pengguna dan pengedar narkoba ini bisa menelan korban meninggal dunia karena over dosis konsumsi narkoba setidaknya 2 orang setiap minggunya. Masyarakat tidak berdaya mengatasi masalah ini sehingga mereka hanya bisa diam dan membiarkan.
Strategi pecah belah pun digunakan oleh para pengedar untuk mengecoh perhatian aparat penegak hukum. Sehingga tawuran pun menjadi tradisi. Ketika polisi berkonsentrasi pada penyelesaian masalah tawuran, maka di saat itulah para pengedar bergerak dengan jalan mulus tanpa hambatan di kampung ini. Tawuran ini pun bukan hanya menyebabkan kondisi tidak kondusif karena korban meninggal dunia pun seringkali ada dalam tradisi ini.
Di awal kedatangannya, Yayasan Nurani Dunia mengajak ibu-ibu melakukan senam pagi bersama. Senam yang awalnya hanya beranggotakan sekitar 30 orang ini kini telah berkembang menjadi lebih dari 100 orang. Dari kegiatan yang berbasis kesehatan dan kebersamaan inilah kemudian muncul kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya seperti kreasi bunga kering (oshibana) yang dibuat menjadi hiasan kartu-kartu ucapan cantik. Ada juga kreativitas melukis untuk anak-anak. Hingga dibangun rumah belajar komunitas proklamasi.
Kegiatan untuk merangsang minat baca masyarakat agar mereka mempunyai kemampuan di bidang ilmu pengetahuan pun tidak lupa dilakukan. Hal ini dengan dibuatnya gardu ilmu yaitu pos kamling yang disulap menjadi pojok buku. Ada lagi pembentukan komunitas daerah pinggiran rel karena kampung ini memang berada di tepi rel kereta Manggarai. Yang lebih besar dari gardu Ilmu adalah Pos Ilmu.
Bahkan tempat-tempat yang dulunya digunakan untuk transaksi narkoba kemudian dibangun menjadi taman-taman untuk mempercantik kampung. Taman-taman ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat seperti misalnya taman tarsan dan taman sehat.
Program pemberdayaan masyarakat di kampung ini selain bisa memberikan kegiatan yang postif, ternyata juga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba. Bahkan menurut koordinator program Yayasan Nurani Dunia yaitu Andi Muhammad Jufry atau yang akrab dipanggil mas Jufry ini beberapa pecandu narkoba saat ini sudah banyak yang aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini.
Di kampung ini sekarang sudah ada sekitar 40 kelompok band yang personilnya terdiri dari anak-anak remaja. Kegiatan seni memang menjadi salah satu andalan dalam program pemberdayaan masyarakat di sini. Ini terbukti dengan adanya kelompok rebana yang anggotanya adalah ibu-ibu rumah tangga kampung Bonang.
Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di kampung ini diantaranya adalah kreativitas melalui seni, adanya rumah belajar dibeberapa titik strategis kampung, pendidikan bahasa Inggris gratis, pengelolaan lingkungan hijau, olah raga, seni dan budaya juga ketrampilan. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di kampung Bonang ini bertujuan untuk membekali para pemuda setempat untuk bisa membuat usaha sendiri dan tidak tergantung pada pekerjaan yang diberikan oleh pihak lain.
Beberapa pihak juga sudah membantu dalam kegiatan pemberdayaan di kampung ini. Diantaranya adalah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang pada tahun 2013 kemaren menyelenggarakan pelatihan sevis air conditioner (AC) serta perangkat elektronik lain. Kegiatan ini diikuti oleh para remaja yang berada di wilayah Rt 19 Rw 16 Kampung Bonang.
Berbagai kegiatan studi banding ke luar kampung juga seringkali dilakukan untuk menambah wawasan masyarakat kampung Bonang. Diantaranya acara nonton bareng, kunjungan ke pusat-pusat kompos seperti Pusat Kompos Pondok Cabe juga Kinasih di Sukabumi. Memang kegiatan penghijauan juga menjadi salah satu andalan pemberdayaan masyarakat kampung ini.
Selain pelatihan yang sifatnya pendidikan ketrampilan, para remaja di kampung Bonang ini juga dibekali dengan pelatihan kewirausahaan agar mereka bisa mandiri. Karena kampung ini dulu pernah menjadi sarang narkoba, maka perlu adanya pendidikan advokasi bagi masyarakat di sini agar nantinya mereka tidak menjadi sasaran oknum maupun aparat penegak hukum.
Berbagai kegiatan ini ternyata membawa dampak positif. Ini terbukti dengan meningkatnya peserta kegiatan pemberdayaan masyarakat dan komunitas baru yang terbentuk dari tahun ke tahun. Pada kenyataannya 30% dari anggota dalam setiap komunitas tersebut adalah para mantan pecandu narkoba.
Namun bukan berarti keberhasilan pemberdayaan masyarakat di kampung Bonang ini kemudian menjadikan kampung ini bebas dari incaran para pengedar. Bahkan pada kenyataannya para pengedar masih mengincar mantan pengguna narkoba di kampung Bonang ini. Para pengedar ini pun semakin cerdik melancarkan aktifitasnya, ditambah lagi dengan masih kurangnya fasilitas yang bisa mendukung program pemberdayaan masyarakat di sini. JAdi masih ada kemungkinan grafik pengguna narkoba bergerak fluktuatif di sini.
Berikut ini adalah gambaran kemajuan positif yang ada di Kampung Bonang :
Kamis, 27 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar