Kamis, 26 Desember 2013

Solo Gak Cuma Batik

Menu Angkringan yang murah meriah
My Itchy Feet Solo, Perjalananku yang tak terlupakan adalah ke Solo. Aku selalu ingin kembali dan kembali lagi. Ada banyak cerita dan tempat yang seakan selalu menarikku kembali. Dan yang pasti makanannya itu selalu memanggilku untuk merasakan dan merasakan lagi kenikmatannya. Apalagi harganya yang murah meriah, selalu membuatku ingin mencicipi lebih dan lebih. Pokoknya kalau di Solo tidak ada kata untuk tidak berpesta. Dan sekembalinya ke Jakarta harus diet ketat supaya timbangan gak nambah. 
Kalau ada orang bilang tentang Solo, pasti yang terlintas pertama kali adalah batik. Ini karena disetiap sudut kota Solo kita selalu menemukan Batik. Sebut saja Kampung Batik Laweyan juga Kauman. Atau surga belanja Batik yang sudah ada sejak jaman dulu yaitu Pasar Klewer. Sekarang ada juga pusat belanja Batik Modern yang tidak jauh dari pasar Klewer yaitu Beteng Trade Center. Bahkan ada juga Museum Batik Danar Hadi.
Membatik
Tapi kalau mengunjungi Solo kita akan terlena dengan kulinernya yang murah meriah. Kuliner khas Solo seperti Selat Solo, Sate Kere, Sego Liwet, Timlo Solo juga Gudeg Ceker bukan hanya bisa mengenyangkan perut. Tapi lebih dari itu kuliner Solo bisa jadi santapan yang membuat kita ingin kembali ke kota ini untuk menikmatinya. Kuliner ini bisa kita nikmati dari pagi hingga malam hari. Bahkan selepas tengah malam pun masih ada penjual makanan yang buka.
Membakar Sate Kere 
Wisata keliling kota Solo kita akan bertemu dengan orang-orang yang ramah. Budaya dan tradisi di setiap sudut kota Solo masih tetap dijaga dengan baik. Kita bisa pergi ke tempat-tempat wisata budaya seperti Kraton Kasunanan juga Kraton Mangkunegaran. Sekedar berkeliling alun-alun Solo dengan becak juga akan menjadi wisata yang tak terlupakan. Apalagi jika di sore hari kita bisa menyempatkan melihat Kebo Bule Kyai Slamet di kandangnya yang masih berada di area alun-alun.
Di Museum Radya Pustaka
Di Solo kita juga bisa wisata sejarah dengan mengunjungi berbagai museum. Ada museum Radya Pustaka yang merupakan museum pertama di Indonesia dan berdekatan dengan Taman Budaya Sriwedari. Ada juga Museum Samanhudi dan Museum Pers. Ada juga cagar budaya Omah Lowo di Purwosari dan Benteng Vastenberg yang ada di dekat Balaikota Solo. Selain itu kita juga bisa mengunjungi pasar burung Depok sekaligus petilasan Ki Ageng Pengging. Di dekat pasar burung itu ada hutan Kota Balekambang.
Dari Tawangmangu kita bisa melihat kota Solo 
Berkeliling kota Solo kita bisa menggunakan becak ataupun taksi. Hotel pun sudah banyak tersedia di sini. Dari mulai hotel melati sampai hotel bintang 5. Bahkan harga hotel di kota ini lebih murah dibanding dengan hotel-hotel di kota lain. Kita juga bisa menikmati sensasi kereta api kayu dari Stasiun Purwosari yang berjalan melewati tengah kota. Pada akhir pekan, kita juga bisa naik bis tingkat Werkudara berkeliling kota. 
Umbul Penganten, salah satu tujuan wisata sumber mata air di Janti
Jika ingin menikmati udara yang segar dan suasana pegunungan, maka kita bisa pergi ke luar kota Solo. Kita bisa naik  menuju Tawangmangu atau wisata candi di daerah kebun teh Kemuning. Jika ingin menikmati mandi di sumber mata air, kita juga bisa pergi ke Cokro ataupun umbul Janti. Tempat ini termasuk luar kota Solo, namun jika menggunakan mobil pribadi bisa ditempuh hanya dalam waktu 30 menit saja.
Berburu primbon Jawa dan Buku-buku tempo dulu
di pasar buku bekas Sriwedari

This entry was posted in

0 komentar:

Posting Komentar