Sabtu, 26 Januari 2013

Mengenalkan Batik Pada Si Kecil


Tak kenal maka Tak sayang. Untuk membuat orang menyayangi batik, maka perlu dikenalkan sejak kecil. 

Pepatah “Tak Kenal maka Tak Sayang” tentu saja berlaku dengan batik. Sejak Batik Indonesia di kukuhkan oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) pada 2 Oktober 2009, maka sebagai bangsa Indonesia kita tidak hanya bisa berbangga tapi juga harus mendukungnya. Salah satu caranya adalah dengan mencintai batik. Mengenakan batik sebagai busana sehari-hari, baik itu sebagai busana untuk di rumah, bekerja maupun ke acara-acara tertentu sudah bisa menjadi suatu perwujudan rasa cinta pada batik. 


Aku Berbatik 

BELANJA BATIK SECARA ONLINE

Apalagi saat ini semakin mudah untuk mendapatkan batik, baik itu berupa kain ataupun baju-baju dengan design yang cantik. Kita tinggal membuka toko batik online, seperti di berbatik.com kemudian memilih batik yang kita inginkan.


Berbatik.com 

Sistem pembayarannya pun juga sangat mudah, bisa menggunakan credit card ataupun transfer. Tanpa perlu repot-repot membuang waktu di jalan, maka kain atau baju batik yang kita inginkan sudah bisa sampai di rumah.

MENGENALKAN BATIK

Untuk memelihara batik ini sebagai warisan budaya Indonesia, maka kita juga perlu mengenalkan batik kepada anak-anak kita sejak kecil. Kita bisa membiasakan anak-anak memakai baju batik dalam kegiatan mereka sehari-hari. Selain itu kita juga bisa mengajak anak-anak belajar membatik. Dengan melihat sendiri cara membatik serta proses membuat batik, maka anak-anak akan tahu bagaimana cara menghargai batik sebagai warisan budaya bangsa.
Kain panjang batik  dari solo motif buketan, dibuat pada 1976

Aku pernah mengajak kedua anakku ke Museum Batik di Jakarta untuk belajar membatik. Di sana mereka tahu siapa saja yang telah menggunakan batik dan bahan apa saja yang digunakan untuk membatik. Selain itu mereka juga belajar membatik dan melihat langsung proses pembuatan kain batik tulis.


Ayu, anakku yang kedua belajar membatik waktu masih duduk di TK A

ALAT DAN BAHAN UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS


Alat dan bahan yang digunakan untuk membatik 

Belajar membatik diawali dengan mengenal alat dan bahan yang digunakan. Untuk membatik diperlukan bahan berupa : 
  • Kain putih yang dibuat dari serat alami atau biasa disebut dengan kain mori. 
  • Untuk membuat motif batik digunakan malam atau yang dikenal dengan lilin batik. 
Malam dan canting 
  • Pewarna diperlukan untuk mewarnai kain batik. Pewarna yang biasa digunakan adalah naftol dan garam diazo yang dicampur dengan TRO dan kostik soda. 
Naftol 
  • Untuk melepas lilin malam pada saat finishing diperlukan soda abu dan tepung kanji.


Alat yang digunakan adalah :
  • Pensil, penghapus serta penggaris diperlukan untuk menggambar pola atau motif batik pada kain.
  • Canting, berguna untuk menggambar motif batik dengan lilin malam pada kain.
Canting 
  • Wajan kecil berukuran diameter sekitar 18-20 cm diperlukan untuk memanaskan lilin malam agar menjadi cair.
  • Kompor kecil dengan sumbu 5-6 digunakan sebagai pemanas lilin malam.
Wajan dan kompor kecil untuk memanaskan malam
  • Untuk kain mori besar diperlukan gawangan yang berguna untuk meletakkan kain. Gawangan ini biasanya terbuat dari besi, kayu atau bambu.
Membatik pada gawangan 

  • Untuk kain yang kecil, gawangan bisa digantikan dengan pembidangan.
Membatik pada pembidangan


  • Timbangan digital atau timbangan kue diperlukan untuk menimbang bahan-bahan kimia.
  • Gayung serta ember platik besar diperlukan ada saat proses pewarnaan. Gayung biasanya juga dipakai untuk melarutkan warna.
  • Kompor besar dan panci besar diperlukan untuk proses merebus kain ketika proses menghilangkan lilin malam.


PROSES MEMBATIK


Proses membatik

Yang pertama kali dilakukan adalah menggambar motif batik pada kain dengan cara menjiplak pola yang sudah ada. Pola diletakkan di bawah meja kaca, kemudian kita melukisnya pada kain yang diletakkan diatasnya.


Pola digambar dengan menggunakan pensil terlebih dahulu

Lilin malam dicairkan pada wajan yang dipanaskan diatas kompor kecil. Ambil canting kemudian mulailah menggambar menurut motif batik yang sudah digambar tadi.


Kain yang sudah dilukis dengan malam 

Proses selanjutnya adalah mewarnai kain. Dalam proses ini diperlukan dua ember plastic besar. Satu ember berisi larutan naftol dan satu ember berisi larutan garam. Kain yang akan diwarnai sebelumnya dibasahi terlebih dahulu dengan menggunakan TRO, kemudian ditiriskan. Celupkan kain dalam ember berisi larutan Naftol selama kurang lebih 3-5 menit. Angkat kain dan tiriskan hingga tidak ada lagi naftol yang menetes. 

Setelah itu masukkan ke dalam ember berisi larutan garam, di sini kain perlu ditekan-tekan serta dibolak-balik agar terjadi reaksi antara naftol dan garam sehingga kain batik menjadi berwarna biru serta putih. Angkat kain kemudian tiriskan. Lakukan proses pewarnaan ini sebanyak 2 kali supaya diperoleh warna yang bagus. Baru kemudian kain dijemur hingga kering.


Proses pewarnaan

Untuk menghilangkan lilin malam pada kain perlu dilakukan proses perebuasan. Kain direbus didalam panci berisi air mendidih. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pada air rebusan perlu ditambahkan soda abu atau tepung kanji sebanyak 1 sendok makan ke dalam setiap 4 liter air.

Setelah direbus, kain dimasukkan ke dalam ember berisi air bersih. Kemduian kain dicuci hingga kotoran yang menempel hilang. Setelah itu kain dijemur hingga kering.

MERAWAT KAIN BATIK


Baju dari kain batik tulis  

Mencintai kain batik berarti juga harus merawatnya agar kain ini tidak mudah rusak. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk merawat kain batik:
  • Kain yang tidak begitu kotor cukup direndam dengan air hangat kemudian dijemur ditempat yang teduh hingga kering.
  • Jika akan menghilangkan noda yang menempel pada kain batik, sebaiknya menggunakan sabun mandi. Hindari menggunakan detergent.
  • Ketika mencuci kain batik sebaiknya menggunakan tangan dengan cara dikucek, hindari menggunakan sikat apalagi mencuci dengan mesin cuci.
  • Tidak dianjurkan untuk memeras kain yang sudah selesai dicuci. Untuk menghilangkan airnya cukup dengan menggantungkan kain dan biarkan air menetes hingga kain kering.
  • Hindari menjemur ditempat yang terkena matahari secara langsung karena ini bisa menyebabkan warna pada kain batik cepat memudar.
  • Parfum yang disemprotan pada kain batik bisa merusak warna, jadi sebaiknya dihindari.
  • Lebih baik menyetrika bagian dalam kain daripada dibagian luar kain.
  • Penggunaan kapur barus bisa merusak kain batik ketika disimpan dilemari, jadi lebih baik menggunakan wewagian yang alami, seperti bunga melati atau lada yang dibungkus pada kain kasa dan diletakkan di dalam lemari.


Tulisan ini diikutkan dalam Kontes blog: Aku Berbatik
Foto-foto: Koleksi Pribadi 



0 komentar:

Posting Komentar