Senin, 29 April 2019

Mengenal Lebih Dekat LRT Jakarta Sebagai Transportasi Yang Ramah Lingkungan

LRT Jakarta
(foto koleksi pribadi) 

Pertama kali mencoba Light Rail Transit (LRT) adalah pada saat uji coba operasional LRT pertama yang berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 14 September 2018 lalu. Saat itu uji coba dilaksanakan di Stasiun Velodrome Rawamangun dan kembali lagi di stasiun yang sama. Stasiun yang dilewati hingga Boulevard Utara Kelapa Gading masih dalam kondisi pembangunan sehingga belum bisa disinggahi.

Masyarakat umum juga sangat antusias mencoba LRT yang masih Gratis ini. Ada sekitar 11,070 orang yang telah mencoba dan merasa puas dengan fasilitas LRT. Jadi tidak salah jika LRT memiliki slogan LRT Moving People Connecting Communities. Dengan menggunakan transportasi public seperti LRT maka bisa menghemat biaya untuk pembelian bensin, parkir dan yang lebih penting adalah bisa berinteraksi dengan banyak orang.

Kemacetan di sekitar Stasiun LRT Boulevard Utara Kelapa Gading
Foto : Koleksi Pribadi. 

Dengan adanya LRT maka transportasi public masa lalu yang kelam karena sopir yang ugal-ugalan maupun kualitas kendaraan yang buruk serta polusi udara karena gas emisi akan semakin berkurang. Dan yang pasti tingkat kemacetan juga bisa dikurangi. Kehadiran LRT tidak hanya dinanti oleh warga Jakarta tapi juga warga di kota-kota sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Bekasi, maupun Tangerang.

LRT Transportasi Masal Berbasis Rel Yang Lincah


LRT bentuknya mirip kereta api, tapi ini adalah jenis kereta ringan sehingga kapasitas penumpang yang bisa diangkut juga lebih sedikit daripada kereta konvensional. Namun LRT mampu menampung penumpang lebih banyak daripada bus. 

Berdasarkan PM Kemenhub no 175/2015 pasal 4 LRT didefinisikan sebagai kereta dengan beban per gandar (axle) maximum 12 ton. Sedangkan kereta konvensional berbeban gandar 15-19 ton.

Sumber : Instagram @LRT Jakarta

LRT Jakarta memiliki panjang 14 meter per unit atau 28 meter per rangkaian. Ini karena setiap rangkaian LRT ada 2 unit. LRT digerakkan oleh listrik yang berada pada rel. Itu sebabnya kenapa LRT relnya harus berada di atas. Karena kalau rel berada dibawah maka bisa membahayakan orang yang melewatinya. Di setiap stasiun LRT juga dipasang fasilitas Passenger Screen Doors (PSD) yang merupakan pintu pembatas antara peron dan kereta sehingga dapat mencegah penumpang terjatuh ke rel. 

Passenger Screen Doors
Foto koleksi pribadi 

Kereta LRT didatangkan langsung dari Korea Selatan dan diproduksi oleh Hyundai Rotem. Hingga saat ini telah datang sebanyak 8 trainset yang masing-masing terdiri dari 2 kereta, sehingga total 16 unit kereta. 

LRT memiliki desain aerodinamis yang mirip mobil balap. Kecepatannya bisa mencapai maximum 90 km/jam. Radius tikungan mampu mencapai 40 meter. Kapasitas penumpang setiap trainset mencapai 270 orang. 

Bagian luarnya berwarna merah putih melambangkan bendera Indonesia, dengan sayap berlatar emas yang terinspirasi dengan Garuda sebagai lambang Negara. 

LRT Jakarta dan  LRT Jabodebek, Moda Transportasi Terintegrasi


Saat ini Fase I LRT Jakarta telah tersedia dengan menghubungkan Stasiun Boulevard Utara Kelapa Gading dan Velodrome Rawamangun. Nantinya LRT fase 1 ini akan menerapkan tarif sebesar Rp 5.000. Harga ini masih dibawah harga minimum ojek online yaitu Rp 7.000.

Ada 6 stasiun yang tersedia untuk Fase 1 ini dengan route Rawamangun – Kelapa Gading. Yaitu :
  1. Pegangsaan Dua
  2. Boulevard Utara
  3. Boulevard Selatan
  4. Pulomas
  5. Pacuan Kuda
  6. Velodrome Rawamangun
Sumber : Instagram @LRT Jakarta

Jarak tempuh antara Rawamangun – Kelapa Gading mencapai 5,8 km dengan waktu tempuh 13 menit. Waktu tempuh antar stasiun 1 hingga 2,5 menit. 
Fase I ini akan dilanjutkan hingga Tanah Abang. Saat ini PT LRT Jakarta telah mengusulkan pembangunan kereta LRT fase 2 hingga ke Jakarta Internasional Stadium di Taman BMW Jakarta Utara. 

LRT Fase II akan menghubungkan wilayah DKI Jakarta dengan wilayah penyangga ibukota seperti Bekasi dan Cibubur. Proyek yang dimulai sejak tahun 2015 ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2021. 

Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pembangunan proyet LRT Fase II Jabodebek hingga tanggal 15 MAret 2019 kemaren telah mencapai 59,41 %. Pembangunan lintas pelayanan I Cawang-Cibubur telah terwujud sebesar 79,47 persen sepanjang 14,89 km, lalu lintas II Cawang-Dukuh Atas 47,55 persen sepanjang 11,05 km, dan Cawang-Bekasi Timur 67,70 persen sepanjang 18,49 km.

Nantinya LRT tidak bisa berjalan sendiri. Moda transportasi ini perlu melakukan integrasi dengan moda transportasi yang lain seperti MRT, KRL juga Trans Jakarta. Untuk LRT Fase I ini integrasi pertama yang akan dilakukan adalah dengan menghubungkan halte LRT Velodrome dengan Halte Trans Jakarta Pemuda Rawamangun.

Trans Jakarta , salah satu moda transportasi yang terintegrasi dengan LRT JAkarta
Foto : Koleksi Pribadi 


Depo LRT Jakarta 


Pada acara Gathering Blogger pada hari Jumat tanggal 26 April 2019 kemaren berkesempatan mengunjungi Depo LRT yang berlokasi di Pegangsaan Dua Kelapa Gading Jakarta Utara. Depo ini menempati lahan seluas 12 Hektare. Bangunan kantor dan Depo menempati lahan seluas 10 hektare dan 2 hektare sisanya digunakan sebagai ruang terbuka hijau.

Sumber : Instagram @LRT Jakarta

Pemilihan lokasi Depo ini karena di sini terdapat tanah milik Pemprov DKI Jakarta yang luas. Di Depo ini juga berdiri kantor pusat LRT. Depo ini sendiri berfungsi sebagai tempat perawatan sarana / Light Rail Vehicle (LRV) yang meliputi Bogie & General warehouse, Ramp bridge, APSS, Stabling Yard, Light 7 heavy maintenance.

Di sekitar Depo ini nantinya juga akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) sehingga jalur LRT akan teduh dengan pepohonan. Untuk mewujudkan LRT yang ramah lingkungan, maka LRT Jakarta akan menanam satu pohon untuk setiap beton yang bediri. Sehingga nantinya jumlah pohon yang ditanam akan sama dengan jumah beton yang didirikan atau bahkan lebih banyak. Penanaman pohon ini juga akan dilakukan di lahan yang diklola oleh anak-anak perusahaan Jakpro group lainnya. 

LRT Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Canggih


Dari Depo yang tersedia ruang terbuka hijau, begitu juga dengan konsep satu beton satu pohon, maka sudah bisa dipastikan bahwa LRT ini hadir sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan. LRT sendiri hadir sebagai moda transportasi yang bisa menggurangi penggunaan kendaraan bermotor sehingga bisa mengurangi polusi udara.

Waktu tempuh yang singkat yaitu sekitar 1- 2,5 menit antar stasiun, maka LRT bisa menjadi pilihan yang tepat untuk meninggalkan kendaraan bermotor. Hal ini bisa mengurangi kemacetan dan berkurangnya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

LRT mampu mengangkut 76 ribu penumpang setiap hari dengan perjalan sebanyak 282 perjalanan. Jika dihitung maka selama sebulan LRT mampu mengangkut 2,2 juta penumpang. Dalam setahun bisa melayani 27 juta penumpang. Dengan jumlah tersebut maka penggunaan kendaraan pribadi bisa dikurangi begitu juga dengan kemacetan.

Kereta LRT hadir dengan teknologi canggih yang mampu melaju dengan fleksibel mengikuti kontur rel hingga tikungan tajam dengan radius 40 meter. Fasilitas di dalam kereta juga disediakan untuk kenyamanan, keselamatan juga keamanan penumpang. Diantaranya adalah  tombol Passenger Emergency Intercon (PEI), CCTV, Katup pintu darurat, alat pemadam api, layar passenger information Display (PID). Tersedia juga area bagi pengguna prioritas terutama yang berkursi roda.

Bagian dalam LRT
Foto : Koleksi Pribadi

Di setiap stasiun terdapat fitur Passenger Help point yang bisa digunakan oleh penumpang untuk menghubungi petugas LRT ketika berada pada situasi darurat. Fitur keamanan yang tersedia di dalam maupun diluar kereta ini sudah sesuai dengan standard internasional seperti yang juga ada pada LRT di negara maju di Eropa dan Asia

Untuk kenyamanan penumpang, maka di setiap stasiun LRT juga dilengkapi oleh fasilitas Musholla, ruang menyusui, retail area, toilet, pos kesehatan, passenger information display, elevator maupun eskalator. Tersedia juga guiding block, toilet serta elevator untuk penyandang disabilitas. Untuk menjaga keamanan maka disetiap stasiun juga diletakkan CCTV yang bisa memberikan pengawasan 24 jam.

Sumber : Instagram @LRT Jakarta


Saran Untuk LRT Jakarta 

Di Stasiun Velodrome Rawamangun
Foto Koleksi Pribadi 

Setelah merasakan sendiri pengalaman naik LRT maka saya ingin menyampaikan harapan dan juga usulan kepada LRT Jakarta agar nantinya bisa menjadi moda transportasi yang semakin dicintai oleh masyarakat.

  1. Kemaren sempat naik tangga menuju stasiun dan itu lumayan tinggi. Buat yang gak terbiasa olah raga akan lumayan ngos-ngosan dan yang punya penyakit jantung bisa-bisa sesak napas sampai di atas. Jadi saran saya eskalator perlu pakai banget dijaga keberadaannya jangan sampai penumpang terutama yang lanjut usia menggunakan tangga kalau naik. 
  2. Walaupun sudah ada aturan tidak tertulis kalau yang jalan di bagian kanan adalah untuk mendahului, tapi tidak semua calon penumpang tahu, jadi perlu kiranya diberikan peringatan tentang hal tersebut dan ditempatkan di lokasi yang mudah terbaca. 
  3. Untuk parkir perlu dipikirkan harga termurah untuk waktu parkir yang lama, karena biasanya pengguna LRT adalah orang yang bekerja dan membawa kendaraan pribadi dari rumah. Jangan sampai ongkos LRT nya murah tapi parkirannya mahal.
  4. Karena LRT ini adalah moda transportasi baru, mungkin perlu kiranya himbauan bagi calon penumpang tentang tata tertib selama berada di dalam LRT. Himbauan ini bisa berupa video yang diputar secara berulang di area stasiun. Hal-hal yang perlu disampaikan kepada calon penumpang diantaranya adalah : 
  • Pemberitahuan bahwa kursi prioritas diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, wanita hamil dan lansia 
  • Meletakkan barang bawaan  di tempat yang telah disediakan
  • Himbauan untuk menghindari memutar musik atau berbicara dengan keras agar tidak mengganggu penumpang yang ada disekitar 
  • Larangan makan atau minum karena bisa mengakibatkan kereta kotor dan juga mengganggu kenyamanan penumpang lainnya. 
  • Mendahulukan penumpang yang turun. 
  • Memindahkan tas ransel di depan saat kendaraan padat agar tidak mengganggu penumpang yang lain dan memberikan ruang yang lebih bagi penumpang lain. 
  • Menggunakan hanya satu pegangan tangan 
  • Tidak dukuk di lantai 
  • Tidak memainkan tombol darurat
  • Tidak bersandar di depan pintu 
  • Tidak membawa hewan peliharaan
  • Tidak menghalangi jalan dengan barang bawaan
  • Tidak memaksa duduk dan mengambil area duduk orang lain 

Yuk tonton keseruan Mencoba LRT dari Stasiun Boulevard Utara Kelapa Gading hingga Stasiun Velodrome Rawamangun.

 

Tonton juga acara Blogger Gathering LRT tanggal 26 April 2019

0 komentar:

Posting Komentar