Aku ibu bekerja di rumah dengan dua anak. Dulu ketika anak-anak masih balita, sering sekali mendapati mereka mengalami diare atau buang-buang air. Kata Ibuku :
Anak Kecil itu biasanya memang begitu kalau mau pinter. Kalau gak panas ya buang-buang air.Tapi apa hubungannya ya antara mau pinter dengan panas dan buang-buang air? Bisa jadi sih waktu itu ketika anakku pas mau bisa tengkurap diawali dengan diare. Mungkin biar badannya agak ringan gitu ya sehingga bisa tengkurap dengan mudah. Begitu juga ketika si anak akan merangkak dan bisa berjalan. Bisa saja kan mereka meringankan tubuh dengan buang-buang air.
Terus ada lagi nih kejadian ketika aku menyusui anakku yang kedua. Waktu itu aku dengan tanpa sengaja makan gado-gado yang pedes. Dan akhirnya anakku jadinya ikutan buang-buang air. Ini masuk akal karena apa yang dimakan si ibu bisa jadi itu juga yang dimakan si anak karena ASI toh berasal dari ibu.
Kejadian Diare berikutnya adalah ketika anakku masuk TK. Anakku itu memang penggemar seni. Baik itu gambar, nari maupun nyanyi. Jadi kalau yang namanya disuruh membaca atau menulis dia paling males. Tapi kalau dengerin orang cerita atau dia disuruh cerita paling suka banget. Nah pas TK menjelang masuk SD itu anakku jadi sering buang-buang air. Pas dibawa ke dokter, maka dokternya bilang gini :
Anak ibu buang-buang air karena stress.Ah, masa iya sih? Tapi memang kenyataannya dokter itu memberikan obat yang bisa menghentikan diare dan memintaku mengingat apa yang membuat anakku stress. Dan ketika aku pikir lagi, beberapa waktu sebelumnya anakku memang malas mengikuti pelajaran tambahan membaca dan menulis sekolah. Katanya di sekolah bosen karena sama bu guru di suruh nulis terus. Akhirnya aku datang ke sekolah dan memberi tahu kalau anakku tidak akan mengikuti pelajaran tambahan membaca dan menulis. Dan benar saja, sejak itu anakku gak buang-buang air lagi dan ceria seperti biasa.
Jadi apa itu sebenarnya diare? Lalu bagaimana mengatasinya? Apakah ceritaku di atas tadi itu merupakan mitos atau fakta? Yuk cari tahu lebih banyak lagi:
Jadi Apa Sebenarnya Diare itu?
Diare merupakan sebuah kondisi di mana si penderita akan mengalami Buang Air Besar (BAB) lebih dari 2 atau 3 kali dalam waktu 24 jam dengan kondisi feses yang lembek atau cair. Menurut data RISKESDAS tahun 2013, 1 dari 7 anak di Indonesia mengalami diare. Bahkan dalam satu tahun, rata-rata anak Indonesia akan mengalami diare 2 hingga 6 kali.
Menurut data RISKESDAS tahun 2013 disebutkan bahwa 1 dari 7 anak Indonesia mengalami
diare. Bahkan dalam satu tahun anak Indonesia rata-rata mengalami diare 2 hingga 6 kali. Tidak
hanya itu,
Diare dan Intoleransi laktosa adalah dua keadaan yang hampir selalu terjadi secara bersamaan pada anak. Intoleransi Laktosa merupakan gejala klinis karena tidak terhidrolisnya (terpecahnya) laktosa secara optimal di dalam usu halus akibat enzim usus halus berkurang. Gejala klinis yang diperlihatkan antara lain diare profus, kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus, merah di anus serta tinja yang berbau asam.
Laktosa merupakan sumber karbohidrat yang paling penting dalam ASI dan juga susu formula. Hampir semua laktosa yang masuk ke dalam usus halus akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase pada mikrovili epitel usus halus. Hasil pemecahan ini akan diserap ke dalam aliran darah sebagai nutrisi. Diare terutama yang disebabkan oleh Rotavirus terjadi kerusakan mikrofili sehingga enzim laktase terganggu dan berkurang.
Apa Yang Menyebabkan Diare Terjadi Pada Anak?
Diare bisa disebabkan oleh bakteri, virus dan juga parasit. Menurut data epidemiologi, Rotavirus merupakan penyebab diare akut tersering (60%), pada anak usia di bawah 3 tahun. Sedangkan secara keseluruhan penyebab diare adalah :
1. Bakteri :
- Escherichia coli
- Campylobacter
- Clostridium species
- Shigella species
- Vibrio cholerae
- Salmonella
- Rotavirus
- Human caliciviruses
- Adenovirus
- Entamoeba histolyca
- Giardia intestinalis
- Cryptosporidium and Cylospora.
ASI Mampu Menurunkan Angka Kematian Karena Diare
Sebuah Penelitian WHO tlah mmbuktikan bahwa ASI yang diberikan selama 2 tahun bisa menurunkan angka kematian anak yang diakibatkan oleh diare dan juga infeksi saluran pernafasan. PAda saat bayi lahir, maka sistem kekebalan tubuhnya masih sangat terbatas. SIstem kekebalan tubuh ini nantinya akan berkembang sesuai dengan meningkatnya paparan mikroorganisme di dalam saluran cernanya.Salah satu faktor perlindungan yang ditemukan di dalam ASI antara lain terbentuknya antibodi IgA sekretori (sIgA). Saat menyusui, IgA sekretori ini akan berpengaruh pada paparan mikroorganisme yang terdapat pada saluran cerna bayi. Hal ini akan membatasi masuknya bakteri ke dalam aliran darah melalui mukosa (dinding) saluran cerna. Nah inilah peran perlindungan ASI.
Saluran cerna sendiri menghasilkan lebih kurang 80% antibodi. Namun saluran cerna juga merupakan tempat masuknya zat asing ke dalam tubuh. Zat asing ini bisa berupa makanan ataupun organisme. Jadi keberadaan mikroorganism dan makanan yang ada di dalam saluran cerna berpengaruh pada perkembangan sistem imun saluran cerna manusia.
JAdi di dalam saluran cerna juga terdapat bakteri baik dan bakteri buruk. Bakteri buruk seperti E.coli, Coostridium, dan Staphylococcus bisa menimbulkan penyakit. Nah bacteri tersebut yang sering ada pada saluran cerna bayi yang sering mendapatkan susu formula. Sedangkan bakteri baik diantaranya adalah Bifidobacteria. Bakteri ini biasanya ditemukan pada saluran cerna bayi yang mendapatkan ASI.
Apakah Diare Bisa Menjadi Indikasi Stress Pada Anak?
Jadi jika makanan yang masuk salah, maka bisa jadi saluran cernanya juga akan bermasalah. Ini sesuai dari fungsi saluran cerna yang menjadi penyeimbang antara dunia luar dengan bagian dalam tubuh manusia. Ketika anak memiliki saluran cerna yang sehat, maka ia akan lebih terlindungi dari berbagai bakteri paogen juga toleran terhadap berbagai bahan makanan.
Bagaimana Kalau Diare Sering Terjadi Pada Anak? Apakah Beresiko?
Diare yang sering terjadi pada anak akan menyebabkan :
- Resiko kekurangan gizi
- Resiko lebih pendek 3,6 cm ketika ia berusia 7 tahun dibanding dengan teman yang seumur dengannya
- Resiko memiliki IQ rendah.
Apa Yang Harus Dilakukan Ibu Jika Anak Menderita Diare?
Sebagian besar diare disebabkan oleh Rotavirus, oleh karena itu pemberian antibiotik tidak dianjurkan dalam pengobatan diare. Selain iu yang perlu diperhatikan lagi adalah ketika mengintepretasi diare pada bayi yang baru lahir (1 bulan) . Pada usia ini, jika terjadi buang air besar sebanyak 6X sehari dan tinja agak cair, maka bisa jadi ini merupakan keadaan fisiologis karna masih rendahnya nzim laktase yang berfungsi dalam memecah laktosa. Dalam hal ini laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI maupun susu formula.
Pada saat anak diare dan mereka tidak mau makan dan minum, maka orang tua perlu mengusahakan adanya asupan nutrisi pengganti yang mudah diterima oleh anak. Asupan nutrisi yang baik akan sangat membantu dalam mempercepat pemulihan fungsi usu normal dan memberikan energi dalam proses pemulihan.
ASI harus terus diberikan karena ASI berguna dalam memenuhi nutrisi anak. Selain itu ASI juga dibutuhkan karena mengandung zat-zat yang bisa menghasilkan kekebalan terutama pada saluran cerna. JIka anak mengalami diare dengan dehidrasi berat, maka dapat diberikan susu formula bebas laktosa. Namun jika diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan -sedang maka pemberian susu formula masih bisa dilanjutkan.
JIka anak tidak terlihat ada perbaikan secara klinis dalam 3 hari, atau BAB sangat sering dengan tinja sangat cair maka perlu segera dibawa ke tenaga medis. APalagi jika disertai dngan muntah secara berulang-ulang, demam dan makan juga minum dalam jumlah yang sedikit.
Mewujudkan Indonesia Merdeka Diare
Melihat kenyataan bahwa Diare merupakan penyakit yang menduduki peringkat ke-2 sebagai penyakit yang banyak menyebabkan kematian anak Indonesia, maka Grup Danone yang menaungi Nutricia dan SAri HUsada saat ini concern dalam kampanye Indonesia Merdeka Diare. Hal ini sebagai bentuk nyata Nutricia dan Sarihusada sebagai dua produsen susu dan nutrisi yang memperhatikan generasi mendatang. Kampanye ini akan memberikan edukasi yang akan membuat banyak ibu menjadi mengerti penanganan diare yang tepat pada anak.
Kampanye ini disampaikan di media sosial Nutrisi Untuk Bangsa dengan hastag #IndonesiaMerdekaDiare. Ada juga video Prof Nutri 1-4 yang memberikan penjelasan lengkap tentang diare . Pada tanggal 22 Agustus 2017 yang lalu, bertempat di Kembang Goela Restaurant Jakarta, Sari HUsada mengadakan Talkshow dengan Nara Sumber Nabila Chairunissa selaku Brand Manager Digestive Care Sari Husada. Ada juga DR.dr. Ariyani SpA serta Cindy yang mewakili ibu-ibu dengan anak yang pernah sakit diare.
0 komentar:
Posting Komentar