Sebel itu kalau melihat anak nangis terus dirayu sama orang tuanya dengan memberi uang dan si orang tua bilang gini , "jajan yuk."
Dan cerita selanjutnya bisa ditebak yaitu mereka berdua pergi ke warung kemudian membeli jajanan yang gak jelas. Bahkan bisa jadi gak bergizi sama sekali. Ini jelas mendidik anak untuk konsumtif sejak kecil.
Sebel juga kalau melihat anak kecil yang baru mau diajak seseorang kalau diiming-imingi uang. Kemudian diajak ke warung dan akhirnya jajan. Dan kebiasaan jajan ini kemudian berlanjut hingga mereka remaja bahkan dewasa.
Nah kalau melihat hal-hal seperti ini saya cuma bisa berpikir, "seandainya uang untuk jajan itu ditabung dan digunakan untuk biaya pendidikan, maka anak-anak ini pasti akan menjadi anak yang pintar."
Tahukah bunda kalau di jaman persaingan global ini, untuk bisa sukses maka sekolah formal saja tidak cukup. Anak harus dibekali dengan berbagai keahlian. Tentu saja keahlian yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Jadi kalau orang tua hanya berpikir soal uang sekolah saja, tentu saja itu tidak akan cukup.Anak anak perlu biaya untuk beli peralatan pendukung belajar. Selain itu anak juga perlu mendalami bakatnya seperti menari, menyanyi dll. Dan itu semua perlu biaya tentunya.
Perekonomian Indonesia saat ini dan 15 Tahun Mendatang
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Sebaiknya memang sejak anak masih dalam kandungan sudah dipikirkan tentang biaya pendidikannya. Bahkan bagi para pasangan yang belum memiliki anak sekalipun, tentu sudah harus menyiapkan biaya pendidikan. Ini perlu dilakukan karena usia si orang tua semakin hari akan semakin bertambah.
Ketika anak yang akan dilahirkan besar nanti, orang tua tidak tahu sudah berusia berapa. Apakah orang tua mampu bekerja keras atau tidak untuk mengumpulkan uang bagi biaya pendidikan si anak. Biaya sekolah bukan hanya soal uang masuk ataupun uang bulanan saja.
Jika anak kita di sekolah negeri, kedua biaya ini memang sudah dicover oleh dana BOS begitu pun dengan sekolah swasta sebenarnya. Hanya saja di sekolah swasta orang tua masih diwajibkan membayar uang tambahan. Belum lagi biaya pendukung pembelajaran seperti praktek ataupun keperluan menyelesaikan tugas-tugas seperti fotocopy, jilid dll. Ditambah lagi tentunya membeli seragam, sepatu juga peralatan sekolah yang harus dikeluarkan setiap tahunnya.
Jika mengingat menurunnya nilai mata uang, maka perlu juga dpikirkan kenaikan biaya yang harus dipersiapkan . Setidaknya kita harus mempersiapkan 15-20% diatas biaya pendidikan yang berlaku saat ini untuk biaya anak kita 15 tahun ke depan. Berdasarkan survei yang dilakukan di sejumlah sekolah swasta di Jakarta , maka rata-rata biaya pendidikan di Indonesia akan naik sebesar 7%-15% per tahun. Jadi kalau isalnya saat ini biaya pendidikan itu adalah Rp 50 juta, maka 15 tahun kemudian biaya pendidikan tersebut bisa saja menjadi Rp 400 juta.
Apa cita-citamu kalau sudah besar nanti, Nak?
Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan oleh orang tua pada anak sedini mungkin. Bahkan kalau perlu pertanyaan ini diulang-ulang karena setiap saat keinginan anak seringkali berubah-ubah. Dengan demikian orang tua bisa merencanakan pendidikan yang sesuai bagi anak. Yang terpenting dari rencana pendidikan adalah biaya pendidikan si anak ini nantinya.
Walaupun saat ini biaya sekolah di Indoneseia GRATIS tapi toh bukan berarti semuanya tanpa biaya. Pasti ada biaya-biaya lainnya juga biaya tak terduga yang harus dipersiapkan oleh orang tua. Seperti misalnya membeli seragam, sepatu, peralatan tulis dan lain sebagainya. Rencana Pendidikan yang Sesuai dengan Passion Anak Tugas orang tua adalah mendidik anaknya dengan baik. Termasuk membimbing anak menentukan Passion nya.
Bisa dikatakan bahwa passion merupakan keinginan yang sangat ingin diwujudkan oleh anak. Hanya saja anak-anak tentunya tidak bisa menjawab dengan pasti apa passion nya itu ketika ditanya. Inilah tugas orang tua untuk mengetahui apa keinginan terkuat dari anak. Yang lebih penting lagi passion ini harus ditemukan oleh orang tua sedini mungkin.
Memang setiap anak akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda ketika ditanya , "kalau besar nanti mau jadi apa?".
Itu sebabnya orang tua harus memiliki banyak waktu bermain atau berbicara dengan anak. Dari bermain bersama dan obrolan kecil antara orang tua dan anak inilah maka si orang tua akan tahu tentang passion si anak. Sebagai contoh adalah ketika anak saya yang pertama berusia 3 tahun, namanya Valdo.
Saat itu Valdo masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK). Sejak TK Valdo sangat suka mewarnai gambar. Sampai akhirnya dia suka mencoret-coret dan menggambar. Sudah sangat sering Valdo mengikuti lomba mewarnai dan menggambar. Walaupun tidak semua lomba yang dia ikuti menang.
Dari situ setiap kali ditanya Valdo memang belum pernah memberi jawaban yang pasti tentang cita-citanya. Yang pasti Valdo tidak suka menjadi polisi, dokter ataupun yang lainnya. Dia hanya suka menggambar. Saya hanya berpikir mungkin dia ingin menjadi seorang designer
Tentu saja Valdo tidak menentukan semua pilihannya sendiri. Ada banyak waktu mengobrol bersama saya hingga akhirnya dia bisa memutuskan sesuatu. Dan memang begitulah seharusnya. Rencana pendidikan seharusnya ditentukan sendiri oleh si anak dengan bimbingan dan arahan orang tua. Ini karena anak lah yang akan menjalani hidupnya, bukan orang tuanya bukan? Orang tua juga harus tahu bahwa tidak semua anak akan berprestasi di bidang akademis.
Setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Ada anak yang punya kelebihan di bidang akademis tapi tidak jarang yang punya kelebihan di bidang vocasional atau ketramplan seperti misalnya menjadi pemusik, pelukis dan sebagainya. Bahkan tidak jarang anak lebih suka pada profesi yang aneh atau bahkan tidak diminati oleh orang lain seperti misalnya perias mayat.
Tentu saja passion ataupun cita-cita anak ini juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Dan yang lebih penting lagi anak-anak harus bahagia dalam melakukan pilihannya, apapun itu. Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang sebagian besar adalah seniman bisa jadi akan menyukai seni.
Yang jelas peran orang tua adalah menemukan passion si anak sejak dini , kemudian mengarahkannya dan tentu saja menyiapkan rencana pendidikannya sebaik mungkin. Tentu saja di sini pola asuh yang demokratis sangatlah dianjurkan untuk menemukan passion anak sedini mungkin.
Tips Merencanakan Dana Pendidikan
Menabung adalah cara terbaik untuk menyisihkan dana bagi pendidikan anak. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan agar bisa menyiapkan dana pendidikan anak.
1. Menyisihkan pendapatan
Kita bisa menyisihkan pendapatan yang diterima seiap bulannya khusus untuk pendidikan anak nantinya. Dan ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bahkan sebelum anak lahir. Jadi lebih cepat lebih baik.
2. Membuat anggaran
Kita bisa mencari tahu biaya sekolah yang kita inginkan bagi anak. Dari sini kita bisa merencanakan berapa tabungan yang harus kita persiapkan juga jangka waktu dalam menyiapkan dana tersebut. Sehingga kita bisa tahu berapa besar minimal dana yang harus kita sisihkan setiap bulannya. Beberapa anggaran yang harus kita pikirkan diantaranya adalah :
- Uang masuk sekolah (uang pangkal)
- Uang SPP bulanan
- Biaya seragam, sepatu, tas dan sejenisnya
- Biaya alat tulis
- Biaya pembelian buku-buku + buku-buku pengayaan
- Biaya operasional belajar anak (seperti misalnya foto copy, studi tour dan sejenisnya)
- Biaya ekstra kurikuler anak
- BIaya transportasi anak Biaya lain-lain (bisa saja ini untuk tambahan uang saku pada saat anak melakukan studi tour dll)
Dengan memiliki prioritas keuangan maka kita bisa sedikit me-ngerem belanja hal-hal yang tidak diperlukan.
4. Menghemat uang belanja
Kita juga bisa menyisihkan uang dari uang belanja sehari-hari. Jika dengan memasak sendiri lebih murah, maka kita bisa menekan kuantitas untuk membeli makanan di luar rumah yang harganya tentunya bisa lebih mahal.
5. Memilih jenis tabungan yang cocok
Tentu saja kita bisa memilih jenis tabungan yang cocok bagi biaya pendidikan anak yang sifatnya jangka panjang ini. saat ini ada banyak bank yang menawarkan tabungan maupun asuransi pendidikan. Dengan memilih tabungan maupun asuransi pendidikan ini secara tidak langsung kita akan mendisiplinkan diri dalam menyisihkan uang. Ini karena sistem pembayaran tabungan pendidikan yang biasanya akan langsung dipotong dari gaji yang kita terima.
*Tips ini dikembangkan dari saran seorang pakar keuangan :
Prita Hapsari Ghozie, SE, MCom, GcertFinPlanning, CFP, QWP
Perencana keuangan independen dari ZAP Finance
Penulis buku Menjadi Cantik, Gaya, & Tetap Kaya
Penulis buku Make It Happen!
Nara sumber keuangan di media cetak, televisi, dan radio nasional.
Mempersiapkan dana pendidikan mulai dari sekarang.
Jika kita menyisihkan dana untuk biaya pendidikan anak, tentu saja hal ini sifatnya jangka panjang. Sebisa mungkin dana yang kita sisihkan ini disimpan dengan baik tanpa kita tergoda mengambilnya untuk keperluan selain biaya pendidikan. Untuk itulah kita harus memilih jenis penyimpanan yang tepat. Sekilas mungkin kita akan berpikir bahwa antara tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama tapi nyatanya keduanya adalah berbeda.
Berikut ini adalah perbedaan antara tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan.
1. Tabungan Pendidikan
Tabungan pendidikan ini diterbitkan oleh Bank. Biasanya tabungan pendidikan ini memberikan fasilitas asuransi jiwa. Jadi jika sewaktu-waktu orang tua meninggal dunia maka target biaya pendidikan bagi anak tetap akan tercapai. Seandainya orang tua meninggal dunia maka bank akan menggunakan asuransi jiwa untuk menutup cicilan yang belum dibayar.
Fasilitas lainnya yang diberikan oleh tabungan pendidikan adalah bunga dan ada juga yang memberikan asuransi kesehatan. Di tabungan pendidikan ini tentu saja ada biaya tambahan untuk administrasi. Rekening tabungan pendidikan ini merupakan rekening turunan dari rekening utama. Ini karena biasanya pembayarannya dilakukan dengan cara auto debet dari rekening utama. Jika orang tua tidak mampu lagi membayar karena masalah ekonomi maka tabungan pendidikan ini akan masuk ke dalam rekening tabungan utama.
2. Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan diterbitkan oleh perusahaan asuransi. Pencairan dana yang dibayarkan pada asuransi pendidikan ini akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo sesuai yang tertera pada akad kerjasama. Jadi walaupun kita premi sudah selesai dibayar, maka uang tidak bisa langsung diambil. Asuransi pendidikan merupakan kombinasi antara produk asuransi jiwa berjangka dan tabungan pendidikan.
Saat ini hampir semua perusahaan asuransi di Indonesia memilki produk asuransi pendidikan. Berikut ini alah tips memilih Asuransi pendidikan yang baik bagi anak kita : Hitung terlebih dahulu kesanggupan kita membayar dana yang akan kita insvestasikan dalam asuransi pendidikan. Hal ini tentu saja dengan mempertimbangkan juga banyaknya biaya yang harus kita keluarkan bagi anak dari jenjang TK sampai kuliah.
Untuk menghitung dana pendidikan si kecil bisa dilihat dari ilustrasi berikut ini.
Kalkulator Finansial ini bisa kita dapatkan di www.bekalmasadepan.com
Jika kita menyisihkan dana untuk biaya pendidikan anak, tentu saja hal ini sifatnya jangka panjang. Sebisa mungkin dana yang kita sisihkan ini disimpan dengan baik tanpa kita tergoda mengambilnya untuk keperluan selain biaya pendidikan. Untuk itulah kita harus memilih jenis penyimpanan yang tepat. Sekilas mungkin kita akan berpikir bahwa antara tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama tapi nyatanya keduanya adalah berbeda.
Berikut ini adalah perbedaan antara tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan.
1. Tabungan Pendidikan
Tabungan pendidikan ini diterbitkan oleh Bank. Biasanya tabungan pendidikan ini memberikan fasilitas asuransi jiwa. Jadi jika sewaktu-waktu orang tua meninggal dunia maka target biaya pendidikan bagi anak tetap akan tercapai. Seandainya orang tua meninggal dunia maka bank akan menggunakan asuransi jiwa untuk menutup cicilan yang belum dibayar.
Fasilitas lainnya yang diberikan oleh tabungan pendidikan adalah bunga dan ada juga yang memberikan asuransi kesehatan. Di tabungan pendidikan ini tentu saja ada biaya tambahan untuk administrasi. Rekening tabungan pendidikan ini merupakan rekening turunan dari rekening utama. Ini karena biasanya pembayarannya dilakukan dengan cara auto debet dari rekening utama. Jika orang tua tidak mampu lagi membayar karena masalah ekonomi maka tabungan pendidikan ini akan masuk ke dalam rekening tabungan utama.
2. Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan diterbitkan oleh perusahaan asuransi. Pencairan dana yang dibayarkan pada asuransi pendidikan ini akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo sesuai yang tertera pada akad kerjasama. Jadi walaupun kita premi sudah selesai dibayar, maka uang tidak bisa langsung diambil. Asuransi pendidikan merupakan kombinasi antara produk asuransi jiwa berjangka dan tabungan pendidikan.
Saat ini hampir semua perusahaan asuransi di Indonesia memilki produk asuransi pendidikan. Berikut ini alah tips memilih Asuransi pendidikan yang baik bagi anak kita : Hitung terlebih dahulu kesanggupan kita membayar dana yang akan kita insvestasikan dalam asuransi pendidikan. Hal ini tentu saja dengan mempertimbangkan juga banyaknya biaya yang harus kita keluarkan bagi anak dari jenjang TK sampai kuliah.
Untuk menghitung dana pendidikan si kecil bisa dilihat dari ilustrasi berikut ini.
Kalkulator Finansial ini bisa kita dapatkan di www.bekalmasadepan.com
Yuk Ikutan Program Bekal MAsa Depan (BMD) Morinaga Chil-Go!
Karena Morinaga Chil-Go sangat memahami kebutuhan orang tua dalam mempersiapkan dana pendidikan, itu sebabnya ada program Bekal MAsa Depan Chil-Go!. Ini adalah program yang dibuat oleh Morinaga agar para orang tua berkesempatan untuk mendapatkan total hadiah senilai 3 Milyar Rupiah dalam bentuk dana asuransi pendidikan untuk Si Kecil.
Bekal Masa Depan Chil-Go! merupakan salah satu langkah Morinaga dalam mendukung gerakan #SiapCerdaskanBangsa yang ditujukan kepada para orang tua untuk dapat berbagi stimulasi dan ide kreatif dalam mengembangkan Kecerdasan Majemuk Si Kecil sehingga menjadi Generasi Platinum yang multitalenta. Morinaga Chil-Go! akan memilih 9 orang pemenang hadiah utama dan 3.035 orang pemenang hadiah hiburan selama periode program berlangsung.
Hadiah utama dari Bekal Masa Depan Chil-Go! ini adalah Dana Asuransi untuk Pendidikan dengan total senilai 3 Milyar Rupiah dibagi menjadi 3 (tiga) kategori di masing-masing periode, yaitu :
a. Platinum: Asuransi Pendidikan senilai Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)*
b. Gold: Asuransi Pendidikan senilai Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)*
c. Silver: Asuransi Pendidikan senilai Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)*
* berdasarkan perhitungan investasi hingga anak berusia 18 tahun
Hadiah utama dari Bekal Masa Depan Chil-Go! ini adalah Dana Asuransi untuk Pendidikan dengan total senilai 3 Milyar Rupiah dibagi menjadi 3 (tiga) kategori di masing-masing periode, yaitu :
a. Platinum: Asuransi Pendidikan senilai Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)*
b. Gold: Asuransi Pendidikan senilai Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)*
c. Silver: Asuransi Pendidikan senilai Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)*
* berdasarkan perhitungan investasi hingga anak berusia 18 tahun
Kalau mau tahu lebih banyak bisa lihat Video BMD berikut ini ya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar