Senin, 02 Mei 2016

Tahukah Ibu Kalau Beli Yang Baik Itu Perlu ?


Bersyukur atas segala kemudahan yang kita dapat itu perlu. Tapi menjaga bumi untuk kemudahan anak cucu itu juga perlu. 

Nikmatnya hidup di kota besar. Mau apa saja ada. Tinggal pergi ke Hipermarket dan semua sudah tersedia di sana. Ada bahan baku makanan seperti beras, ikan, daging, sayur mayur, minyak dll. Mau segala hal yang berkaitan dengan pemeliharaan rumah dan isinya juga ada. Mau sabun pembersih pakaian ada. Atau mau pembersih lantai? Sudah pasti ada. Bahkan buat ibu yang tidak mau repot dengan air isi ulang, maka di Hipermarket ada kok mesin pengolahan air yang praktis dan harganya terjangkau, Pure it namanya.

Tapi sadarkah ibu dari mana semua itu diperoleh? Tahukah ibu bagaimana semua kebutuhan yang disediakan untuk kita itu diolah? Apakah ibu tahu kalau barang-barang yang kita beli itu merusak lingkungan atau tidak? Apakah ibu pernah tahu kalau apa yang kita beli bisa membuat bumi kita terancam? Yang terakhir ini sepertinya mengerikan sekali ya, bu?



Tahukah Ibu Kalau 60% Perairan Indonesia Dieksploitasi secara berlebihan? 



Indonesia itu negara yang kaya. 2/3 bagian negeri ini adalah perairan. Jadi ada banyak sekali kekayaan laut yang ada di dalamnya. Kita seringkali memanfaatkan hasil laut seperti ikan untuk aneka hidangan sehari-hari. Selain itu ibu-ibu juga memakai kosmetik yang bahan bakunya berasal dari rumput laut.

Sayangnya pengambilan ikan dilaut kadang tidak dilakukan dengan baik. Untuk mendapatkan ikan dalam jumlah banyak dan mudah, tidak jarang para nelayan memakai bahan peledak. Jika sudah demikian, maka tidak hanya ikan-ikan besar dan kecil yang mati tapi juga terumbu karang.

Tahukah ibu kalau terumbu karang adalah tempat ikan-ikan dan binatang laut lainnya meletakkan telur-telurnya. Bisa dibayangkan bukan kalau terumbu karang rusak, lalu kemana lagi ikan-ikan akan meletakkan telurnya? Jika sudah tidak ada lagi telur ikan, maka dalam jangka waktu tertentu ikan-ikan itu pasti akan punah.

Selain bahan peledak, pencemaran laut juga sangat merugikan. Limbah-limbah pabrik yang dibuang ke sungai, akan bearkhir ke laut. Bahan-bahan kimia ini tentu saja bisa merusak ekosistem laut dan membuat biota laut menjadi punah.

Tahukah Ibu Kalau Mengurangi Emisi CO2 bisa memperlambat Pemanasan Global? 



Aku hidup di Jakarta. Sebuah kota besar yang sangat terkenal dengan kemacetan karena banyaknya kendaraan. Untuk mempersingkat waktu tempuh, aku suka naik ojek online. Jika pergi agak siang sedikit maka akan sangat terasa panasnya matahari yang menyengat. Rasanya kulit ini mau terbakar.

Hal ini tidak hanya dialami di Jakarta saja. Tapi juga kota-kota besar di dunia. Inilah tanda-tanda pemanasan global. Ini bisa terjadi karena produksi CO2 yang berlebihan. CO2 ini dihasilkan utamanya dari asap-asap kendaraan. Jadi kalau ibu bisa mengurangi produksi asap kendaraan ini dengan naik kendaraan umum itu artinya sudah membantu memperlambat pemanasan global.

Tahukah Ibu Kalau Hanya 9% Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Yang Ramah Lingkungan?


.Di rumah kalau memasak ibu pasti menggunakan minyak bukan? Dan itu adalah minyak yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Tahukah ibu kalau Indonesia adalah negara produsen terbesar kelapa sawit terbesar sekaligus negara dengan konsumen olahan kelapa sawit terbesar juga.

Tahukah ibu kalau saat ini pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit ini masih menggunakan cara-cara tradisional yang cepat dan murah. Mau tahu kan bagaimana caranya? Atau mungkin pernah dengar kabut asap yang terjadi setiap tahun di kawasan Sumatera dan Kalimanta? Nah kabut asap itu adalah hasil dari pembakaran hutan yang akan dibuka untuk perkebunan kelapa sawit.

Mengerikan ya caranya. Kabut asap ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat sekitarnya. Walaupun cara penebangannya murah, tapi biaya pengobatan akibat kabut asap dan menghilangkan kabut asap ini bisa sangat mahal. Ini terjadi pada 91% lahan kelapa sawit yang sudah dijadikan perkebunan. Jadi hanya 9 % saja perkebunan kelapa sawit yang dibuka dengan cara yang benar dan ramah lingkungan .

Tahukah Ibu Kalau 3,5 Juta Hektar Hutan Di Indonesia Telah Hilang? 



Di rumah ibu pasti punya perabotan bukan? Sebagian besar perabotan rumah tangga itu pasti terbuat dari kayu bukan? Ada kursi tamu, meja makan, lemari pakaian dll. Nah bahan baku perabotan rumah tangga ini kayunya diambil dari hutan Indonesia. Padahal hutan Indonesia itu adalah paru-paru dunia.

Selain digunakan sebagai perabotan rumah atau bahkan untuk membangun rumah, setengah lagi kayu-kayu yang ditebang dari hutan Indonesia itu digunakan untuk membuat kertas. Bisa jadi itu adalah kertas tisu yang seringkali ibu beli. Atau kertas koran yang ibu baca setiap hari. Juga kantong kertas yang ibu gunakan untuk wadah belanjaan.

Tahukah Ibu Kalau Konsumen adalah penyumbang jejak karbon terbanyak?



Dari semua hal yang merusak bumi dan mempercepat terjadinya pemanasan global itu adalah jejak karbon. Dan ternyata yang menyumbang jejak karbon terbanyak bukanlah dari asap pabrik, tapi justru dari konsumen. Lho kok bisa? ini karena konsumen seringkali membuang wadah bekas produk yang digunakannya. Sampah inilah yang kemudian menyumbangkan karbon hingga mempercepat pemanasan global.

Menurut penelitian Unilever sebagai produsen aneka kebutuhan keluarga di Indonesia, maka penyumbang jejak karbon terbanyak adalah konsumen yaitu sebesar 68%. bahan baku menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang jejak karbon sebesar 26%. Dan sisanya sebanyak 3% dihasilkan oleh limbah pabrik.

Tahukah Ibu Cara  Menjadi Konsumen Yang Baik? 



Jadi apa yang bisa ibu lakukan agar bisa menjadi konsumen yang baik, yang bisa menyelamatkan bumi?

1. Belanjalah kebutuhan rumah tangga dalam kemasan besar.

Produk dengan kemasan besar harganya jauh lebih murah dibanding kemasan kecil-kecil dengan kuantitas yang sama. Tapi kalau beli kemasan kecil-kecil itu sama artinya kita sedang menumpuk sampah yang dihasilkan dari kemasan produk yang tentu saja jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan produk kemasan besar.

2. Ketahui kandungan dan proses produksi dari produk yang kita beli

Ini penting jangan sampai kita mengkonsumsi produk-produk yang memiliki kandungan bahan berbahaya bagi keluarga. Selain itu dengan tahu proses produksinya, maka kita akan membantu menyelematkan lingkungan dengan hanya memilih produk yang dihasilkan dengan cara-cara yang menjaga kelestarian alam.

3. Pastikan kita membeli produk yang ramah lingkungan

Produk bukan hanya ramah lingkungan ketika digunakan saja. Tapi produk harus ramah lingkungan mulai dari pemilihan bahan bakunya.

4. Lakukan Reduce, Reuse dan Recycle

Untuk mengurangi jejak karbon maka kita bisa mengurangi segala sesuatu yang bisa mengakibatkan sampah (Reduce). Jadi gunakan sesuatu secukupnya saja. Jika kita mandi, lebih baik menggunakan air dalam bak, dibanding dengan menggunakan shower. Ini karena dengan menggunakan shower akan lebih banyak yang terbuang.

Untuk mengurangi sampah plastik, sebaiknya gunakan tas kain untuk berbelanja yang bisa dipakai berkali-kali. Hindari penggunaan tas plastik (kresek). Beli juga produk refile yang bisa diisikan ke dalam wadah  dari produk yang sudah kita beli pertama kali. Dengan demikian sampah dari botol kaca ataupun botol plastik bisa dikurangi.

Gunakan kembali produk yang sudah tidak terpakai untuk fungsi yang sama ataupun fungsi yang lain (Reuse). Misalnya gunakan kaleng susu kental manis sebagai wadah pensil. Atau bisa juga gunakan gelas bekas air mineral untuk tudung saji dll.

Jika sampah bisa diolah kembali, maka sebaiknya lakukanlah hingga bisa bermanfaat (Recycle). Misalnya saja oleh kembali kertas bekas menjadi bubur kertas kemudian dibuat menjadi lembaran kertas daur ulang yang bisa digunakan sebagai box ataupun kerajinan tangan lainnya.

5. Belilah produk yang fungsinya sesuai dengan kebutuhan

Hemat itu perlu. Jadi jangan sampai membeli produk yang tidak ada gunanya bagi kita. Bukan saja akan membuang-buang uang tapi juga menambah sampah karena barang yang dibeli dan akhirnya tidak terpakai akan menjadi sampah.



0 komentar:

Posting Komentar