Pages - Menu

Jumat, 18 Maret 2016

Indosat Ooredoo Mengembangkan Potensi Perempuan Melalui Teknologi Digital


Yang namanya internet itu ibarat dua mata pisau. Jika digunakan dengan baik maka akan menjadi baik. Begitu juga sebaliknya. Jika digunakan untuk hal-hal buruk maka akan mendatangkan keburukan. 

Inilah yang dikatakan oleh ibu Septriana Tangkary, yang merupakan Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informasi RI. Hal ini beliau katakan dalam talk show Women Connected to Mobile  Internet pada hari Kamis 17 Maret 2016. Kegiatan ini bertempat di Kantor Indosat yang berada di Jln Medan Merdeka Barat Jakarta.

Selain dari Kementrian kominfo, hadir juga nara sumber lain yang merupakan perempuan-perempuan hebat di bidangnya. Ada ibu Meutya Hafid, wakil Ketua Komisi I Bidang Telekomunikasi dan IT DPR -RI. Beliau sangat mendukung UU komunikasi yang berpihak pada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Ini karena tingkat pendidikan perempuan yang lebih rendah dari laki-laki. Selain itu juga keterbatasan perempuan yang menyebabkan kesempatan laki-laki dalam dunia digital lebih banyak dibanding perempuan.


Sebelumnya acara dibuka oleh Bapak Alexander rusli, President Director dan CEO Indosat Ooredoo. Menurut Bapak Alexander Rusli, Indosat Ooredoo lebih dari sekedar konektiivitas. Indosat Ooredoo ingin memastikan teknologi digital dapat dipahami dan dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi perempuan sehingga mereka dapat meraih mimpi, cita-cita dan kualitas hidup yang lebih baik. Komitmen tersebut diwujudkan oleh Indosat Ooredoo melalui program CSR Indosat Ooredoo pilat Women Empowerment yang telah menjadi bagian dari pilar utama program CSR sejak tahun 2012.

Hal yang sama dipertegas oleh ibu Ripy Mangkoesubroto selaku Chief Human Resource Officer Indosat Ooredoo. Di era digital seperti sekarang ini, pemberdayaan perempuan harus mencakup aspek digital, sehingga perempuan Indonesia mampu berperan dan memiliki digital knowledge dan skill tersebut. Perempuan Indonesia harus ampu meraih kesempatan yang ditawarkan oleh ekonomi digital termasuk akses pendanaan.

Penjelasan dari ibu Ripy ini ditambahkan lagi oleh Ibu Deva tentang program CSR Indosat Ooredo yang dikhususkan bagi perempuan yaitu Inspirasi Perempuan Indonesia (INSPERA) . Da dua fokus utama dari INSPERA ini yaitu :

  1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan perempuan untuk dapat memperoleh penghasilan serta memberikan akses pendanaan dan layanan keuangan.. 
  2. Meningkatkan jumlah perempuan untuk mendapatkan akses informasi dan fasilitas telekomunikasi melalui berbagai layanan dan aplikasi, kegiatan komunitas perempuan, seminar, sharing, pameran digital dan kewirausahaan. 
Ada juga para pebisnis perempuan yang telah mengalami jatuh bangunnya usaha yang sudah dirintaisnya selama 13 tahun lalu. Beliau adalah Ni Luh Jelantik yang merupakan pengusaha sepatu dari Bali. Dengan merintis usaha yang mengedepankan pendekatan pelanggan sebagai sahabat dan memiliki akses pribadi pada pengrajin langsung, kini Ni Luh Jelantik telah mulai melakukan bisnis online dalam pemasaran produknya. 


MAsih ada satu lagi perempuan yang sukses dalam bisnis kelompoknya. Beliau adalah ibu Nuriyah yang merupakan kelompok perempuan usaha Soka Ayu. Kelompok ini memproduksi batik khas Banyumas di Banjarnegara. Usaha kelompok Soka Ayu setelah mendapat binaan dari Indosat. Dari yang dulunya hanya memasarkan hasil batik dari pameran ke pameran. 

Kini kelompok tersebut sudah memasarkan hasil kerajinannya secara online. Mereka telah membuat Fan page di FB : Soka Ayu, juga Instagram : Soka Ayu. Indosat Ooredoo juga membantu kelompok ini belajar membuat aneka produksi dari batik. Kalau dulu hanya memproduksi kain dan busana batik, kini mereka telah memproduksi tas, dompet, sepatu dll. Semua dari batik khas Banyumas.  


Seorang perempuan yang sangat melek teknologi yaitu Kurie Suditomo dari Coding Indonesia juga dihadirkan di sini. Bu Kurie memberikan inspirasi bahwa games bukanlah permainan yang membuang waktu semata. Beliau mengajak untuk menjadikan anak sebagai pembuat games melalui cara belajar yang menyenangkan.

Satu lagi perempuan isnpiratif yang mengerti apa yang diperlukan oleh perempuan. Berawal dari ide curhat di diary yang tidak dijawab, maka Destriana Cantikadewi membuat House of Perempuan (HOPE). Aktifitas komunitas ini adalah di twitter dan melalui email. Jdi kalau curhat di HOPE maka akan mendapat solusi. Dengan melihat isu dan kebutuhan perempuan dari hasil curhatan tentunya, maka HOPE akan membuat acara offline yang bisa memberi solusi bagi semua maslah anggotanya.


Selain talkshow pada kesempatan ini juga dibuka MAster Class yang terdiri dari 4 kelas. MAsing-masing peserta bebas memilih dua kelas yang disukainya. Kelas-kelas tersebut diantaranya :
  1. Parenting in Digital Era dipandu oleh Vera Itabilina (Psikolog Anak). 
  2. Women Digital Economy dipandu oleh Citra Damayanti Agus (CEO IMX)
  3. Digital Security and Safety for Women and Family  dipandu oleh Septriana Tangkary (Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informasi RI)
  4. Commercial Product Photography dipandu oleh Arino Mangan (Arino Mangan Photography)
Master Class ini nantinya akan dilakukan secara berkala di Galery Indosat. Untuk materi dan kurikulumnya akan dilakukan identifikasi kebutuhan dari para peserta. Saat ini Master Class baru diadakan di Jakarta. Namun rencananya Master Class ini akan diadakan di seluruh Indonesia, tentu saja di daerah yang sarana dan prasarana mendukung. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar