Senin, 31 Maret 2014

Perekat Bahan Bangunan Ramah Lingkungan


Satu hal yang teringat dalam pikiran kita ketika mendengar kalimat “perekat bahan bangunan” adalah satu kata yaitu “semen”. Ketika mendengar kata “Semen” pasti kata lanjutan yang tersambung secara otomatis dalam pikiran adalah “tiga roda”. Walaupun harga semen semakin hari semakin naik, namun tetap saja harga semen saat ini jauh lebih murah dibanding dengan perekat bahan bangunan yang dipakai orang-orang jaman dulu yaitu putih telur atau pun butiran batu yang halus seperti yang digunakan dalam pembangunan candi Borobudur.

Kini semen digunakan untuk merekatkan material bahan bangunan seperti batu bata juga batako. Bahkan kini Tiga roda telah meluncurkan produk terbarunya sebagai bahan bangunan rumah yaitu mortar acian putih. Acian putih TR 30 ini memiliki keunggulan daya rekat yang tinggi, cepat dan mudah dalam pengerjaannya juga hemat dalam pemakaiannya sebagai salah satu material bangunan rumah



Ngomong-ngomong soal hemat, ada satu kekhawatiran yang terbersit dalam pikiranku. Salah satunya adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat semen yaitu batu kapur. Memang batu kapur ini saat ini masih banyak terdapat di beberapa daerah pegunungan di Indonesia seperti di Pangandaran, Jepara, Wonogiri dan sekitarnya juga daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa. Namun sebesar dan sebanyak apapun batu kapur yang ada kalau terus menerus diambil akan habis juga. 




Sementara itu pembangunan di Indonesia terus berjalan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu sedini mungkin perlu dipikirkan bahan baku semen pengganti batu kapur yang ramah lingkungan dan tidak akan habis ketika diambil terus menerus. 


KAlau berbicara tentang bangunan di Indonesia, sebenarnya ada banyak rumah-rumah adat dari suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Rumah-rumah adat ini dibangun dengan filosofi yang sangat bersahabat dengan alam. Salah satunya adalah rumah suku Sasak di desa Sade Lombok Nusa Tenggara Barat. 




Ada yang unik dari rumah suku Sasak Sade ini yaitu lantainya terbut dari kotoran kerbau. Pada kenyataannya, lantai yang terbuat dari campuran tanah liat, kotoran kerbau dan jerami ini bisa meningkatkan kelembaban rumah di saat musim panas. Selain itu lantai dari kotoran kerbau ini juga bisa mengusir nyamuk. 


Kotoran kerbau adalah salah satu bahan bangunan ramah lingkungan yang bisa saja suatu saat nanti dijadikan sebagai bahan baku semen di masa depan. Selain belajar dari rumah Sasak Sade, kita juga bisa lho belajar dari rumah-rumah adat suku lain untuk mendapatkan inspirasi bahan-bahan bangunan masa depan ramah lingkungan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar